Tuesday, August 10, 2010

Jangan berkata "nanti"

Jangan pernah berkata nanti untuk kesempatan melakukan pekerjaan-pekerjaan/tindakan yang mulia. Berkata "nanti" adalah ciri-ciri dari seorang perfeksionis yang selalu menunda pekerjaan karena ingin segala sesuatunya sempurna terlebih dahulu. Ketika kita menunda-nunda pekerjaan yang baik, maka waktu sudah terlalu banyak terbuang. Apa yang kita impikan tidak pernah tercapai, dan kita hanya melihat impian-impian itu terjadi pada orang lain yang cepat bertindak.

Di bawah ini contoh pekerjaan-pekerjaan mulia yang harus segera dilaksanakan:
1. Shalat tepat waktu
2. Zakat, infaq, shodaqoh
3. Mengaji, membaca
4. Bersilaturahmi
5. Menyelesaikan pekerjaan kantor
6. Membayar hutang
6. Menolong orang lain
7. Bersih-bersih/beres-beres
8. Menjalankan usaha
9. dll...

Masih banyak tentunya pekerjaan-pekerjaan mulia yang tidak dapat disebutkan semuanya. Kapan kita akan melaksanakannya, jawabnya adalah "sekarang". Kalau kita berkata "nanti, aku masih sibuk". Kesibukan apa sebenarnya yang membuat kita lalai mengerjakannya. Waktu demikian cepat berjalan, berputar. Tau-tau sudah besar, tau-tau sudah nikah, tau-tau sudah punya anak, tau-tau sudah tua. Alangkah menyesalnya jika menyadari diri kita sudah tua, tetapi banyak kesempatan besar yang kita lewati di masa muda. Sedangkan kita tidak dapat kembali lagi ke masa itu. Tidak ada yang bisa melawan penuaan diri. Semuanya atas kehendak Allah. Maka, bangkitlah, sekarang saatnya, jangan bagaimana nanti, tetapi nanti bagaimana. Pikirkan akibatnya jika terus menunda-nunda pekerjaan.


Demi Masa
Sesungguhnya Manusia dalam kerugian. Kecuali Orang-orang yang beramal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. (QS : Al-Ashr 1-3)


Saturday, July 17, 2010

Pelajaran Berharga

Ada kalanya suatu ilmu pelajaran baru akan kita rasakan manfaatnya atau kebenarannya beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Dan inilah yang baru penulis alami, suatu hal yang sepele namun cukup berharga.


Penulis sudah 2 kali mengalami hal yang tidak menyenangkan sebagai konsumen yang membeli barang elektronik. Sekitar 2 tahun yang lalu membeli sebuah laptop 14 inch. Tampilannya cukup menarik, fasilitas juga lengkap, harga juga cukup terjangkau. Selama 2 tahun itu juga laptop tsb. senantiasa menemani pekerjaan sehari-hari, termasuk menulis di blog yang sering saya lakukan. Tetapi hal yang mengecewakan itu terjadi begitu saja, laptop tsb. tiba-tiba di pagi hari tidak bisa dinyalakan, layar blank. Penulis cukup panik juga, karena data-data penting pekerjaan, foto-foto keluarga yang belum tercetak juga ada di dalamnya. Singkat cerita laptop tsb. diservice, dan menelan biaya Rp. 800.000 rupiah. Tetapi tidak tahan lama, sebulan kemudian terjadi lagi hal yang sama. Benar-benar mengesalkan. Untungnya harddisk masih cukup baik dan data dapat penulis amankan dengan memindahkannya ke harddisk komputer. Saya tidak mau ambil pusing lagi, laptop tsb. kini saya titipkan ke teman untuk dijual komponennya saja, mungkin LCD, Harddisk dan memori bisa dijual ke orang yang membutuhkannya. Daripada hanya teronggok di kamar tanpa manfaat sama sekali. Tetapi yang jelas saya sudah cukup banyak kehilangan waktu, tenaga, materi, pikiran untuk mengurusnya. Akhirnya saya membeli lagi sebuah netbook yang agak mahal sedikit, tidak mengapa tetapi puas, karena berkualitas.

Produk yang berikutnya adalah Handphone. Begitu maraknya berbagai merk Handphone kali ini. Terutama merk-merk dari Cina yang begitu membanjir di pasaran Indonesia. Kita sebagai konsumen memang harus teliti betul mengenai masalah kualitas ini, daripada menyesal kemudian. Namun lagi-lagi penulis mengalami hal yang sama. Karena tergiur Handphone yang cukup murah namun dengan fasilitas yang cukup lengkap, penulis membelinya. Walaupun sebenarnya saya sudah mempertimbangkan dari pengalaman-pengalaman beberapa teman yang sudah menggunakan produk tsb. Singkat kata beberapa kali handphone tsb. mengalami Hang, tombol juga mulai mengalami masalah. Akhirnya penulis jual kembali sebelum bertambah parah, dengan menjelaskan keluhan tsb. kepada counter.

Cukup sudah 2 pengalaman di atas untuk menjadi pelajaran. Saya tidak ingin mengalaminya lagi.


Di kelas 4 SD dahulu kira-kira 18 tahun yang lalu, penulis masih ingat betul ibu guru SD pernah mengatakan bahwa sebaiknya kita membeli barang itu yang mahal sedikit tidak mengapa, justru lebih hemat daripada membeli barang murah. Alasannya, bahwa barang yang mahal kualitasnya lebih bagus daripada barang yang murah. Sehingga jika kita membeli barang yang mahal, maka barang tersebut akan awet terpakai untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan jika membeli barang yang murah, maka justru merupakan pemborosan, karena tidak beberapa lama barang tersebut akan rusak. Kita akan mengeluarkan dana lagi untuk memperbaikinya berkali-kali bahkan mungkin harus membuangnya begitu saja jika kerusakannya parah, atau jika biaya servisnya mendekati harga baru, akhirnya kita memutuskan untuk membeli lagi barang yang baru. Sehingga banyak sekali kerugiannya, secara materi, waktu, tenaga dan pikiran kita tersedot mengurus barang tsb. Sebuah nasehat yang cukup berharga dari ibu guru, namun saya lupa dan mengabaikannya. Terima kasih ibu guru, semoga ke depan saya bisa mengamalkan nasehat ibu.

Kata kunci utama sebenarnya adalah kualitas, carilah barang yang berkualitas. Kita kesampingkan dulu masalah harga. Setelah kualitas, baru harga kita bandingkan, cari yang termurah di antara yang berkualitas. Namun biasanya, harga itu mengikuti kualitas, walaupun tidak semua yang mahal itu berkualitas, dan tidak semua yang murah itu murahan.

Semoga bermanfaat.

Saturday, April 24, 2010

Efek Kebersamaan



Pernahkah kita berjalan kaki bersama seorang teman menuju suatu lokasi tertentu yang cukup jauh sambil berbincang-bincang, kemudian tanpa terasa ternyata kita sudah sampai? Kemudian pernahkah kita berjalan kaki seorang diri menuju lokasi yang sama, dan ini terasa sangat jauh dan melelahkan? Saya rasa setiap orang pernah merasakan hal yang sama. Apa sebenarnya yang membedakan dari kedua hal di atas?

Masih banyak pengalaman lain yang dapat menjadi contoh. Penulis pernah mengikuti kegiatan Achievement Motivation Learning bersama teman-teman guru sekolah dasar. Dalam suatu kegiatan outbond, kami membentuk lingkaran, di tengah-tengah sudah disediakan papan-papan kayu yang saling disusun bersilang. Di tengah papan kayu tersebut dipilih seorang teman kami yang memiliki bobot tubuh besar. Dan kami diminta untuk mengacungkan telunjuk ke atas langit. Lalu pelan-pelan sambil mengucap Basmallah jari kami turunkan dan diletakkan di bawah papan untuk mencoba mengangkatnya. Kami pikir apa mungkin mampu mengangkat teman kami yang cukup berbobot dan berdiri di atas papan-papan kayu hanya dengan menggunakan jari telunjuk saja? Lalu kami menarik nafas bersama-sama, sang motivator memerintahkan kami untuk saling percaya dan yakin bisa. "Angkat...", teriak sang pelatih. Kamipun mengangkatnya, ajaib, ringan sekali rasanya, teman kami di tengah papan berdiri dapat terangkat ke atas seperti mengangkat sebuah papan kecil saja. Seperti ada kekuatan lain yang ikut mengangkatnya.

Tadinya penulis berpikir sang motivator menggunakan magic dalam melakukannya. Tetapi setelah dijelaskan secara logika ternyata masuk akal juga. Kami menghitung bobot teman kami plus papan-papan yang ada, kira-kira 80 Kg, lalu dibagi 25 orang, jadi sebenarnya setiap orang hanya mengangkat berat 3,2 kg saja menggunakan telunjuk. Jadi kekuatan lain itu memang ada, yaitu kekuatan teman-teman kita selain diri sendiri yang mengangkatnya, dan tentunya dengan izin-Nya.

Contoh lain lagi adalah shalat, ternyata akan terasa lebih nikmat, ringan dan khusyuk dalam menjalankannya jika berjamaah. Terasa berbeda jika hanya menjalankannya seorang diri, biasanya akan terburu-buru, bacaan surat yang pendek-pendek saja dan tidak khusyuk. Pahalanyapun jauh lebih besar, yakni 27 kali lipat.

Berikutnya adalah burung angsa yang terbang, kita melihat angsa di udara terbang bersama-sama dan membentuk formasi huruf V. Ternyata setelah diteliti oleh para ilmuwan, formasi terbang seperti itu tidaklah kebetulan saja. Kepakan sayap angsa yang terdepan akan memberi daya dukung bagi angsa yang di belakangnya, sehingga angsa yang di belakang tidak perlu susah payah menembus dinding udara di depannya. Sehingga mereka dapat menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dan jika angsa terdepan lelah, ia akan mundur ke belakang dan digantikan oleh angsa yang lain. Luar biasa...

Model bisnispun sekarang sudah sangat banyak yang menggunakan sistem jaringan dalam pemasarannya. Dan hasilnya luar biasa, perusahaan dapat memasarkan produknya jauh lebih berhasil dibandingkan jika memasarkannya dengan cara biasa. Dan setiap orang di dalam sistem bisnis jaringan ini berkesempatan untuk ikut meraih kesuksesan. Mereka bekerja bersama-sama, saling membantu, memberikan semangat dan motivasi untuk sukses.

Masih banyak tentunya contoh lainnya, teman-teman bisa menambahkannya sendiri, sekian dulu, terima kasih. Sampai jumpa lagi pada judul yang lain....

Friday, March 26, 2010

Antisipasi

Wow, sobat blogger...lama nih ga posting. Yah, postingnya memang pas ada ide aja, kalo lagi ga ada ide ya bisa lama ga nulis-nulis, dipaksakan nulis juga jelek hasilnya. Ok, judul yang diambil kali ini adalah mengenai antisipasi, idenya dari sebuah film yang pernah penulis saksikan ketika di Sekolah Dasar, tentunya dengan tambahan-tambahan bumbu racikan sendiri supaya lebih menarik, selamat membaca...............

Sedia payung sebelum hujan adalah sebuah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kata "antisipasi". Antisipasi adalah sebuah kemampuan untuk dapat membaca masa depan (tapi bukan peramal ya!) melalui tanda-tanda yang dapat dilihat saat ini. Orang yang memiliki sifat antisipasi selalu siap dalam menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan.

Pernah di suatu film kungfu, Li Shou Lu adalah seorang jagoan di kampusnya. Suka menolong teman-temannya yang teraniaya. Kemampuan kungfunya juga dapat diandalkan, sehingga ia dijuluki master kungfu di kampusnya tersebut dan tidak ada saingannya. Hal ini membuat Li Shou Lu bangga diri, ia merasa cukup dengan kemampuan kungfunya, sehingga tidak pernah mencoba mempelajari hal-hal dan teknik baru dalam dunia perkungfuan. Hingga suatu ketika masuklah seorang mahasiswa baru di tempat Li Shou Lu kuliah. Mahasiswa baru ini bersifat pendiam, tidak bergaul dan misterius. Pernah suatu ketika Li Shou Lu mencoba mendekatinya, mengajaknya bicara, namun ia pergi begitu saja. Hal ini membuat sekelompok jahil ingin mencoba mengganggunya. Dalam perjalanan pulang, mereka mencegat si "misterius", meledeknya, meminta uang, bahkan memukulnya. Si "misterius" ini hanya diam saja, ketika dipukul perutnyapun terlihat meringis kesakitan, namun tidak banyak bicara. Li Shou Lu yang kebetulan melihat itu tentunya tidak tinggal diam, ia langsung membela si "misterius" yang teraniaya. Teman-teman jahil tersebut tentunya segan melihat kedatangan Li Shou Lu dan mereka tidak mau membuat masalah. Tetapi si "misterius" tetap diam dan tidak bicara apapun kepada Li Shou Lu. Ia hanya sedikit merapikan pakaiannya, menepuk-nepuk pasir dibaju dan celana yang dikenalan, mengambil tas yang terjatuh di tanah. Lalu dengan ucapan pendek saja "terima kasih", lalu pergi meninggalkan Li Shou Lu.

Li Shou Lu tentu saja penasaran memperhatikan sikap teman misteriusnya itu. Sebagai seorang ahli kungfu Li Shou Lu dapat memahami bahwa si misterius ini bukan orang sembarangan, terlihat dari sikap dan caranya berjalan. Hingga di suatu ketika ia mengikuti si misterius pulang kuliah. Ternyata ia memiliki sebuah tempat latihan kungfu tersembunyi di sebuah gua yang jauh dari keramaian. Li Shou Lu melihat gerakan-gerakan, hentakan, hantaman dan daya tahan yang luar biasa dari si "misterius" ini ketika berlatih. Sebuah latihan keras yang tidak pernah ia saksikan selama ini.

Singkat cerita, hingga suatu ketika Li Shou Lu harus berhadapan satu lawan satu dengan si "misterius". Si misterius yang dahysat ini sayangnya diperdaya oleh sekelompok mafia pengedar narkoba untuk membunuh Li Shou Lu. Dalam 'pertempuran' kungfu itu Li Shou Lu dapat dikalahkan dengan telak dan mengakibatkan ia terluka parah dan hampir terbunuh. Tetapi beruntung, ia ditolong oleh teman-temannya yang memanggil polisi dan ambulance, namun Lee dan kelompoknya lolos dari kejaran polisi. Li Shou Lu harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan karena terluka parah dan beberapa tulangnya patah.

Selama masa penyembuhan inilah sang jagoan kungfu banyak merenung dan mengumpulkan segenap kekuatannya. Seorang teman akrabnya yang setia dan selalu menemani Li Shou Lu menasehatinya dan mengatakan bahwa ia memiliki kelemahan, yaitu kurang antisipasi, sehingga dapat dikalahkan dengan mudah oleh si "misterius".

Kata-kata temannya itu terus mengiang-ngiang dan berulang-ulang muncul di pikiran Li Shou Lu.

"Kurang antisipasi...kurang antisipasi, tidak bisa membaca gerakan yang akan dilakukan oleh lawan...".

"Yaaa...itu dia, aku kurang antisipasi..aku terlalu terlena dengan kemampuanku saat ini, sehingga tidak mampu melihat bahwa ternyata di luar sana banyak sekali orang-orang yang lebih hebat, kemampuan yang luar biasa, teknik-teknik yang baru..."

Ok, pembaca tentunya sudah dapat menebak akhir ceritanya kan?

Ya, selama di rumah sakit Li Shou Lu banyak membaca buku-buku tentang kebijaksanaan hidup. Tentang teknik-teknik baru dunia perkungfuan. Bahkan ia mempraktekkan gerakan-gerakan itu sambil berbaring. Sehingga terkadang ia mendapat teguran dari pasien lain dan tentu saja dokter yang menanganinya. Ketika keadaan Li Shou Lu sudah lebih baik, ia bahkan turun dari tempat ia berbaring dan mempraktekkan gerakan-gerakan kungfu di sekitar halaman rumah sakit. Dan ini sering membuat masalah dengan pihak rumah sakit.

Sekeluarnya Li Shou Lu dari rumah sakit, ia berlatih sangat giat dan keras. Mempelajari gerakan-gerakan dan teknik-teknik baru dalam dunia kungfu. Hingga suatu ketika ia kembali berhadapan dengan sang "misterius". Keadaan menjadi seimbang, namun sedikit demi sedikit sang "misterius" dapat dikalahkan.

Di bagian akhir cerita, sang "misterius" yang ternyata bernama Lee ini malah menjadi sahabat baik Li Shou Lu. Lee bertobat dan mengatakan bahwa ia terjerat dalam sindikat perdagangan narkoba karena membutuhkan dana besar untuk mengobati orang tuanya yang sakit keras.

Mereka berduapun berjuang keras untuk menumpas mafia jahat ini. Li Shou Lu juga mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang ia dapat dari pertandingan-pertandingan kungfu dan pertunjukan-pertunjukan yang ia lakukan untuk membantu menyembuhkan orang tua Lee.

Thursday, January 14, 2010

Sebuah Perjalanan

"Ngga kok, Bapak ga nanya harta ngga, yang penting agama, yang penting agama."
Itulah kata-kata terbaik yang pernah kudengar dari Bapak ketika aku bersilaturahmi ke rumah istriku dengan maksud ta'aruf 3 tahun yang lalu. Kini Bapak telah tiada, beristirahat dengan tenang di kampung kelahirannya, di desa Bengkalok, kecamatan Walantaka, Serang.

"Yan, kadieu Yaann." Getar suara teh Ani, kakak perempuan istriku yang menelpon tengah malam pukul 00:30 tepat pada hari Selasa tanggal 12 Januari 2010. Yah, Bapak telah tiada, setelah perjuangan panjang melawan penyakit asam urat dan ginjal yang dideritanya. Malam itu juga kami bergegas menuju Lebakgede, Merak di antar oleh adik menggunakan mobil Carry dan bersama istri dan ibuku, dan si kecil Naureen yang masih berusia 10 bulanpun mau tidak mau harus dibangunkan dari tidurnya, kasihan juga, tetapi kami harus berangkat.

Anehnya sebelum handphone istriku berdering tengah malam itu aku bermimpi bertemu dengan Bapak dan beliau mengatakan, "semuanya 100 juta". Setelah mengatakan itu beliau pergi begitu saja. Entah apa maksud mimpi itu tetapi mungkin itu adalah pertanda akan kepergiannya.

"Allah memberikan masalah demi masalah itu untuk mendewasakan kita." Demikian ustad Unang mengatakan ketika beliau bertakziyah ke rumah Bapak. Memang benar pikirku, semua musibah yang menimpa kita sebenarnya adalah sebuah proses pendewasaan diri. Segala sesuatunya memiliki maksud dan tujuan.

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang, kelahiran, kehidupan di dunia dan kematian adalah proses yang akan kita alami. Bukanlah kematian yang seharusnya kita takutkan, akan tetapi apa yang akan menimpa diri kita setelahnya. Anak, istri, keluarga, saudara hanya akan mengantar kita hingga ke pemakaman, namun setelahnya mereka akan pergi dan kita bisa mendengar suara sendal-sendal yang bergerak menjauh meninggalkan kita.

Sendiri, sepi, sunyi, dingin, gelap, di dunia yang berbeda, alam barzakh. Ulat-ulat, cacing dan bakteri mulai akan menggerogoti dan menguraikan tubuh kita yang menjadi tempat tinggal ruh selama hidup. Sedih, takut, bingung, cemas, mungkin itulah yang akan kita rasakan di sana. Atau mungkin lebih mengerikan dari yang kita bayangkan. Kita berteriak sekeras-kerasnya memanggil-manggil, tetapi tidak ada yang mendengar. Yah, sadarlah kita saat itu bahwa "AKU SUDAH MATI". Tidak ada yang dapat menolong AKU, hanya amalan temanku nanti, entah amal baik atau buruk.

Lalu aku akan mendengar langkah-langkah kedatangan 2 makhluk cahaya. Munkar dan Nakir, mereka akan menanyakan beberapa hal, tentang Tuhan, Nabi, Agama, Saudara, Kitab Suci. Jika kita bisa menjawab semuanya dengan tenang dan benar, maka selamatlah kita seterusnya hingga hari pengadilan, tetapi jika kita tidak dapat menjawab, maka celakalah kita.

Sepohon kayu daunnya rimbun
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

Kami bekerja sehari-hari
Untuk belanja rumah sendiri
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

Ya, Allah, ampunilah dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi diriku semasa aku kecil.

Ampunilah segala dosa Bapak. Dosa yang besar, yang samar dan yang kecil. Dosa yang disadari atau tidak disadari. Terimalah segala amal baktinya, luaskan dan terangilah kuburnya, permudah segala urusannya. Amin...


Posting dan do'a ini kupersembahkan untuk ayahku yang telah meninggal dunia pada tahun 2001 yang lalu. Dan juga kepada Bapak mertuaku yang baru meninggal Selasa, tanggal 12 Januari 2010. Semoga mereka berdua beristirahat dengan tenang. Amin...