Friday, March 26, 2010

Antisipasi

Wow, sobat blogger...lama nih ga posting. Yah, postingnya memang pas ada ide aja, kalo lagi ga ada ide ya bisa lama ga nulis-nulis, dipaksakan nulis juga jelek hasilnya. Ok, judul yang diambil kali ini adalah mengenai antisipasi, idenya dari sebuah film yang pernah penulis saksikan ketika di Sekolah Dasar, tentunya dengan tambahan-tambahan bumbu racikan sendiri supaya lebih menarik, selamat membaca...............

Sedia payung sebelum hujan adalah sebuah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kata "antisipasi". Antisipasi adalah sebuah kemampuan untuk dapat membaca masa depan (tapi bukan peramal ya!) melalui tanda-tanda yang dapat dilihat saat ini. Orang yang memiliki sifat antisipasi selalu siap dalam menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan.

Pernah di suatu film kungfu, Li Shou Lu adalah seorang jagoan di kampusnya. Suka menolong teman-temannya yang teraniaya. Kemampuan kungfunya juga dapat diandalkan, sehingga ia dijuluki master kungfu di kampusnya tersebut dan tidak ada saingannya. Hal ini membuat Li Shou Lu bangga diri, ia merasa cukup dengan kemampuan kungfunya, sehingga tidak pernah mencoba mempelajari hal-hal dan teknik baru dalam dunia perkungfuan. Hingga suatu ketika masuklah seorang mahasiswa baru di tempat Li Shou Lu kuliah. Mahasiswa baru ini bersifat pendiam, tidak bergaul dan misterius. Pernah suatu ketika Li Shou Lu mencoba mendekatinya, mengajaknya bicara, namun ia pergi begitu saja. Hal ini membuat sekelompok jahil ingin mencoba mengganggunya. Dalam perjalanan pulang, mereka mencegat si "misterius", meledeknya, meminta uang, bahkan memukulnya. Si "misterius" ini hanya diam saja, ketika dipukul perutnyapun terlihat meringis kesakitan, namun tidak banyak bicara. Li Shou Lu yang kebetulan melihat itu tentunya tidak tinggal diam, ia langsung membela si "misterius" yang teraniaya. Teman-teman jahil tersebut tentunya segan melihat kedatangan Li Shou Lu dan mereka tidak mau membuat masalah. Tetapi si "misterius" tetap diam dan tidak bicara apapun kepada Li Shou Lu. Ia hanya sedikit merapikan pakaiannya, menepuk-nepuk pasir dibaju dan celana yang dikenalan, mengambil tas yang terjatuh di tanah. Lalu dengan ucapan pendek saja "terima kasih", lalu pergi meninggalkan Li Shou Lu.

Li Shou Lu tentu saja penasaran memperhatikan sikap teman misteriusnya itu. Sebagai seorang ahli kungfu Li Shou Lu dapat memahami bahwa si misterius ini bukan orang sembarangan, terlihat dari sikap dan caranya berjalan. Hingga di suatu ketika ia mengikuti si misterius pulang kuliah. Ternyata ia memiliki sebuah tempat latihan kungfu tersembunyi di sebuah gua yang jauh dari keramaian. Li Shou Lu melihat gerakan-gerakan, hentakan, hantaman dan daya tahan yang luar biasa dari si "misterius" ini ketika berlatih. Sebuah latihan keras yang tidak pernah ia saksikan selama ini.

Singkat cerita, hingga suatu ketika Li Shou Lu harus berhadapan satu lawan satu dengan si "misterius". Si misterius yang dahysat ini sayangnya diperdaya oleh sekelompok mafia pengedar narkoba untuk membunuh Li Shou Lu. Dalam 'pertempuran' kungfu itu Li Shou Lu dapat dikalahkan dengan telak dan mengakibatkan ia terluka parah dan hampir terbunuh. Tetapi beruntung, ia ditolong oleh teman-temannya yang memanggil polisi dan ambulance, namun Lee dan kelompoknya lolos dari kejaran polisi. Li Shou Lu harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan karena terluka parah dan beberapa tulangnya patah.

Selama masa penyembuhan inilah sang jagoan kungfu banyak merenung dan mengumpulkan segenap kekuatannya. Seorang teman akrabnya yang setia dan selalu menemani Li Shou Lu menasehatinya dan mengatakan bahwa ia memiliki kelemahan, yaitu kurang antisipasi, sehingga dapat dikalahkan dengan mudah oleh si "misterius".

Kata-kata temannya itu terus mengiang-ngiang dan berulang-ulang muncul di pikiran Li Shou Lu.

"Kurang antisipasi...kurang antisipasi, tidak bisa membaca gerakan yang akan dilakukan oleh lawan...".

"Yaaa...itu dia, aku kurang antisipasi..aku terlalu terlena dengan kemampuanku saat ini, sehingga tidak mampu melihat bahwa ternyata di luar sana banyak sekali orang-orang yang lebih hebat, kemampuan yang luar biasa, teknik-teknik yang baru..."

Ok, pembaca tentunya sudah dapat menebak akhir ceritanya kan?

Ya, selama di rumah sakit Li Shou Lu banyak membaca buku-buku tentang kebijaksanaan hidup. Tentang teknik-teknik baru dunia perkungfuan. Bahkan ia mempraktekkan gerakan-gerakan itu sambil berbaring. Sehingga terkadang ia mendapat teguran dari pasien lain dan tentu saja dokter yang menanganinya. Ketika keadaan Li Shou Lu sudah lebih baik, ia bahkan turun dari tempat ia berbaring dan mempraktekkan gerakan-gerakan kungfu di sekitar halaman rumah sakit. Dan ini sering membuat masalah dengan pihak rumah sakit.

Sekeluarnya Li Shou Lu dari rumah sakit, ia berlatih sangat giat dan keras. Mempelajari gerakan-gerakan dan teknik-teknik baru dalam dunia kungfu. Hingga suatu ketika ia kembali berhadapan dengan sang "misterius". Keadaan menjadi seimbang, namun sedikit demi sedikit sang "misterius" dapat dikalahkan.

Di bagian akhir cerita, sang "misterius" yang ternyata bernama Lee ini malah menjadi sahabat baik Li Shou Lu. Lee bertobat dan mengatakan bahwa ia terjerat dalam sindikat perdagangan narkoba karena membutuhkan dana besar untuk mengobati orang tuanya yang sakit keras.

Mereka berduapun berjuang keras untuk menumpas mafia jahat ini. Li Shou Lu juga mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang ia dapat dari pertandingan-pertandingan kungfu dan pertunjukan-pertunjukan yang ia lakukan untuk membantu menyembuhkan orang tua Lee.