Tuesday, September 30, 2008

Sirkus yang Luar Biasa

Di suatu sore hari Minggu, tanggal 9 Maret 2008 kira - kira pukul 17.39 aku masih di depan Laptopku. Merancang program semester mata pelajaran komputer yang membosankan. Sesaat aku berhenti mengetik karena mendengar seruan yayangku.

"Hebat amat laki - laki itu...!," ternyata yayangku sedang mengamati seorang laki - laki di sebuah stasiun televisi swasta yang berdiri di atas sebuah tiang yang tinggi. Di atas tiang tsb. terdapat sebuah bola basket yang diapit oleh 2 buah papan seukuran skateboard. Dan laki - laki tsb. dengan mata yang tertutup berdiri di papan paling atas. Walaupun terlihat agak bergoyang - goyang namun nampaknya ia mampu menjaga keseimbangannya. Luar biasa memang.



Kita sering melihat orang - orang dengan kemampuan luar biasa yang membuat mulut kita berdecak kagum. Kadang bertanya - tanya, kok bisa sih? Hebat ya orang itu. Belajar dari mana? Tetapi tahukah kita tahun - tahun sulit dan penuh perjuangan yang ia lakukan sebelum akhirnya mampu menampilkan pertunjukkan yang mempesona tsb.? Kita hanya melihat bahwa ia adalah orang yang hebat, sukses dan memang berbakat. Padahal ia juga sama seperti kita manusia biasa. Bedanya adalah karena ia berlatih, berlatih dan berlatih. Ia mungkin merasakan jatuh puluhan bahkan ratusan kali untuk hanya dapat berjalan di atas seutas tali. Sebagian yang lain juga mungkin melewati masa - masa penuh ejekan, penolakan dan ketidakpedulian orang.

Oleh: Martha Yoga
Email: mr.hyogx@gmail.com
Blog: http://rizkionline.blogspot.com

Tiga Profesi Langka di Indonesia


Tahukah Anda tiga macam jenis profesi yang langka di Indonesia ini? Bagi saya mungkin karena kelangkaan orang-orang yang mau terjun ke bidang inilah yang membuat bangsa ini selalu terbelakang dan miskin. Karena ternyata di negara-negara maju tiga macam profesi ini yang membuat mereka berjaya. Apakah tiga macam profesi langka tsb? Yaitu adalah pengusaha, peneliti, dan penulis.

Profesi yang paling banyak dicari oleh masyarakat Indonesia adalah karyawan dan pegawai negeri sipil. Kita hanya berpikir nyaman, memperoleh gaji tiap bulan tanpa harus bekerja dan berpikir cerdas dan keras. Mungkin tidaklah berlebihan jika beban pemerintah akan semakin berat saja jika semakin banyak masyarakat Indonesia yang hanya berpikir untuk menjadi karyawan atau pegawai negeri saja. Walaupun memang profesi apapun baik asalkan halal. Bangsa kita memang hanya menginginkan segala sesuatunya serba instant dan mudah.

Jika kita memang ingin maju, memimpin perubahan, tidak terbelakang, miskin dan terus-menerus terjajah, maka tiga macam profesi tadi harus menjadi pilihan utama bangsa ini.

Pertama adalah pengusaha, mereka adalah orang-orang yang menggaji dirinya sendiri. Pengusaha di bidang apapun, asalkan halal. Pengusaha itu berjiwa mandiri, menolong dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Mereka tidak cengeng, tidak menuntut kenaikan gaji atau meminta tunjangan kepada pemerintah. Mereka memimpin dan menjadi tempat bergantung orang-orang yang mencari pekerjaan. Ummat Islam di masa kejayaannya dulu juga banyak sekali yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang. Seperti kisah Abdurrahman bin Auf yang cukup terkenal. Beliau hanya meminta ditunjukkan di mana letak pasar ketika pertama hijrah ke Madinah. Ummat Islam pada masa itu menjelajah berbagai negeri, mensyiarkan Islam dan mereka berdagang. Betapa terbantunya pemerintah kita jika banyak yang menjadi pengusaha di Indonesia. Karena pengusaha itu menghasilkan dan memutar roda ekonomi, menjadi subyek bukan obyek. Mereka produktif, tidak konsumtif.

Kedua adalah peneliti, mereka ini adalah para ilmuwan, profesor, doktor, penemu dalam bidang apapun. Profesi peneliti juga masih sangat langka di Indonesia. Tradisi untuk mencari ilmu, menemukan teori dan produk baru adalah budaya negara-negara maju saat ini. Sedangkan negara kita entah karena malas, tidak ada dana atau memang kurang diperhatikan oleh pemerintah sangat jarang orang yang mau menjadi peneliti atau ilmuwan. Kalaupun ada hanyalah sebagai profesi biasa, tidak menghasilkan produk yang inovatif dan dapat bersaing. Ini dapat kita lihat dari produk-produk yang kita gunakan sehari-hari, lebih banyak manakah, produk asli dalam negeri atau produk impor? Mulai dari motor, mobil, peralatan dapur, bahkan kedelai dan beraspun kita impor, padahal kita ini negara agraris. Peneliti adalah orang yang mengabdikan hidupnya untuk menemukan sesuatu yang baru, bermanfaat bagi orang banyak. Mereka memikirkan tentang alam ciptaan Allah S.W.T yang maha luas ini, bagaimana sebagai khalifah di muka bumi kita bersyukur dan memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan namun sekaligus tetap melestarikannya. Di negara-negara maju peneliti mendapat tempat yang terhormat. Mereka bekerja meneliti, menciptakan dan mengembangkan produk baru yang belum ada di pasar. Mereka bekerja di depan, memimpin perubahan. Contohnya di Jepang, perusahaan Honda telah berhasil menciptakan mobil tenaga air. Apakah mobil ini tercipta begitu saja? Tentu tidak, tetapi ini tercipta berkat kerja keras para ilmuwan dan peneliti. Mereka tidak diam begitu saja, walaupun Honda memang telah diakui dunia sebagai perusahaan otomotif yang besar, namun para peneliti tetap bekerja di balik layar mengembangkan inovasi-inovasi baru. Ummat Islampun di masa kejayaannya banyak sekali para ilmuwan, sebut saja Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Kindi, dll. Penelitian memang membutuhkan keikhlasan, kesabaran, ketekunan, tetapi akan berdampak besar dan bernilai jangka panjang. Bagi yang menemukan dan menciptakan produk tsb. juga akan menjadi amal jariyah jika pada akhirnya dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Ketiga, adalah penulis, profesi ini juga langka di Indonesia. Padahal tradisi ini sangat kental di negara-negara maju, mereka menulis apa saja yang bermanfaat bagi orang banyak. Baik itu ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, agama, motivasi, dll. Dengan menulis juga berarti kita membagi ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain. Dan inipun dapat menjadi amal jariyah di saat kita sudah di alam kubur, ilmu yang bermanfaat ketika dibaca oleh orang yang masih hidup, lalu mereka mendapatkan manfaat dan mengamalkannya. Maka kitapun memperoleh royalti dari Allah S.W.T berupa pahala amal jariyah. Bangsa Indonesia akan maju jika menulis menjadi tradisi bagi setiap orang, sehingga dapat saling berbagi ilmu. Mengurangi kebodohan, sehingga tidak dibodohi terus-menerus. Kita akan menjadi bangsa yang cerdas dan bermartabat.

Nah, marilah kita memulai tradisi untuk menjadi pengusaha, peneliti dan penulis sesuai kapasitas diri kita masing-masing. Apapun profesi kita saat ini. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil-kecil dan mulai saat ini juga. Yang lebih langka lagi adalah orang yang mampu menggabungkan ketiga karakter tsb. di dalam dirinya. Yaitu seorang pengusaha yang juga peneliti dan menulis pengalaman dan ilmu pengetahuannya bagi orang lain. Saya pernah mendengar istilah technopreneur, yaitu seseorang yang ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu kemudian mampu juga mengembangkannya menjadi bisnis dan kekuatan ekonomi. Maka, saya ingin menambahkannya lagi menjadi writertechnopreneur. Yaitu orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi lalu mengembangkannya menjadi bisnis dan kekuatan ekonomi, lalu menulis dan berbagi terhadap sesama. Majulah Indonesiaku!

Monday, September 29, 2008

Orang Sukses Bertahan Hingga Akhir

Bayangkan ada dua orang yang sedang berusaha untuk memecahkan sebuah batu besar. Sebut saja Pak Yakin dan pak Ragu. Mereka berdampingan dan masing-masing memegang sebuah palu ukuran besar. Di hadapan mereka masing-masing ada sebuah batu yang harus dihancurkan. Dengan sekuat tenaga palu tersebut diayunkan menghantam batu besar tsb. secara bersama-sama. Apa yang terjadi? Batu pertama tidak berubah sedikitpun begitu juga batu kedua. Lalu mereka ayunkan lagi palu tsb. Sama saja, kedua batu itu tidak tergores sedikitpun. Terus mereka berdua mencobanya hingga mencapai puluhan kali. Sampai kepada hantaman yang ke-99 tidak ada perubahan sama sekali.

“Ah, sudahlah, percuma saja kita membuang-buang tenaga, batu ini keras sekali tidak bisa dihancurkan,” kata Pak Ragu.

“Bersabarlah kawan, Insya Allah bisa kita hancurkan,”jawab Pak Yakin. “Ya sudah kau teruskan saja pekerjaan sia-sia ini, aku mau pulang saja,” kata Pak Ragu dengan kesal.

“Aku yakin sebentar lagi batu ini akan hancur,” jawab Pak Yakin dengan senyum. “ Terserah kaulah, bagiku batu itu seperti terbuat dari baja, percuma saja,” Pak Ragu berkata demikian sambil bergegas meninggalkan tempat itu dengan putus asa.

Tidak lama setelah Pak Ragu pergi, Pak Yakin kembali mengangkat palunya ke udara, dan bersiap menghantam kembali batu tsb. “Bismillaahirrohmaanirrohiim, Allaaaahu Akbar…….bammmmm,” Pak Yakin melihat sedikit retakan pada batu tsb. Semakin yakinlah ia bahwa batu itu bisa dihancurkan. Kembali ia mengayunkan palunya dan menghantamkan pada batu tsb, “bammmmm……,” akhirnya batu tsb. terbelah pada pukulan yang ke-101.

“Alhamdulillah, aku berhasil,” Pak Yakin bersyukur pada Allah.

Kisah singkat di atas menggambarkan kepada kita betapa pentingnya sikap mental berjuang, tidak mudah putus asa, semangat dan yakin akan kesuksesan dan pertolongan dari Allah. Pak Ragu dan Pak Yakin pada awalnya bersemangat untuk menghancurkan batu tsb. Namun setelah pukulan yang ke-99 Pak Ragu menyerah, sedangkan Pak Yakin tetap berjuang. Dan akhirnya batu tsb. dapat terbelah. Pak Ragu tidak sadar bahwa sebetulnya hantaman-hantaman yang ia lakukan sebetulnya sudah melemahkan struktur di dalam batu tsb. Walaupun tidak nampak dari luar. Namun karena ia menyerah begitu saja, maka jadilah ia orang yang gagal. Sedangkan Pak Yakin menjadi sukses karena mampu bertahan dan bersabar. Maka, yang menjadi sia-sia, membuang-buang waktu adalah Pak Ragu, bukan Pak Yakin. Bayangkan, hanya menunggu dua kali hantaman lagi sebenarnya batu itu dapat dihancurkan, sayang sekali bukan? Maka, jika kita menemukan sebuah kesulitan, janganlah mudah menyerah dalam mengatasinya. Allah Maha Mengetahui ukuran kesulitan yang kita hadapi. Yakinlah bahwa kita bisa mengatasinya.

Oleh: Martha Yoga
Email: mr.hyogx@gmail.com
Blog: http://rizkionline.blogspot.com

Motivation's Words



Believeness is a miracle strength that could defeate the fearness.Try to make good’s behaviour to yourself, another time the good’s behaviour would make you.

There are many intelligent peoples in the world, but they always hestitate to start, so they have never success.

Do not betray the trust that peoples give you, how great the value is.

My important time is now, not yesterday which will not return or tomorrow which I do not know what will be happened, so I do my best now to reach my dream in this world and for my life in akherat.

The really becoming problem is not the problem its self, but the really becoming problem is we do not do anything to solve it.

Oleh: Martha Yoga
Email: mr.hyogx@gmail.com
Blog: http://rizkionline.blogspot.com