Wednesday, May 23, 2012

Lakukan dengan Full Power



Tulisan ini kubuat karena teringat pesan Sensei ketika dahulu di SMP aku mengikuti ujian kenaikan tingkat karateka dari sabuk kuning ke sabuk hijau. Sensei adalah panggilan untuk seorang guru karate. Ya, aku mengikuti kegiatan ekstra kurikuler karate di sekolah, kegiatan yang berada di bawah naungan Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia). Ujian dilaksanakan di Polres Serang selama dua hari satu malam, Sabtu dan Minggu benar-benar menguras tenaga, namun ada suatu hikmah menarik dari kegiatan yang aku alami waktu itu.

Saat itu pagi hari Sabtu di sebuah lapangan upacara yang biasa digunakan polisi untuk apel pagi dan upacara. Kami dengan nikmat menyantap sarapan pagi berupa bubur kacang hijau, satu butir telur rebus dan minuman air mineral. Selama seharian ini kami akan mengikuti sebuah latihan yang cukup padat hingga sore hari. Ya, latihan fisik dan mental. 

Wednesday, April 25, 2012

Jangan Seperti Hewan Sirkus

Satu lagi hal menarik yang aku dapatkan ketika kuliah kemarin, dari seorang dosen mata kuliah Komputer dan Media Pembelajaran. Tadinya aku berpikir paling juga akan mendapatkan pelajaran yang biasa-biasa saja, mengenai dasar-dasar komputer. Ternyata lebih dari itu, walau ini baru hari pertama aku mengikuti mata kuliah tersebut, namun sudah dapat terbayang arah dan gaya belajar dari tutorial yang diberikan.

Hal pertama yang menarik adalah dosen memberikan materi yang berada di luar modul kuliah yang ada. Memang betul juga, kalau modul itu bersifat teori, tinggal bagaimana kita rajin membaca dan mengerjakan latihan-latihan secara mandiri. Tetapi yang bersifat pengalaman kerja dan aplikasi langsung biasanya tidak terdapat di modul. Alhamdulillah materi ini juga sesuatu yang belum begitu aku tekuni, yaitu membuat database menggunakan program pengolah Database. Selama ini hanya membuat database secara sederhana dan masih belum tertata dengan baik. Mudah-mudahan dalam pertemuan-pertemuan mata kuliah berikutnya terutama praktikum dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, terutama untuk menunjang pekerjaan.

Monday, April 23, 2012

Daya Tahan Ikhlas


Pernahkah kita bekerja untuk kepentingan orang banyak hingga larut malam seorang diri,tidak ada yang menemani, tidak ada yang tahu. Setelah semua urusan beres, dan orang-orang bergembira karena usaha kita, tidak ada yang memberikan penghargaan, bahkan malah tidak ada yang tahu hal-hal besar yang telah kita lakukan untuk mereka. Lebih jauh lagi penghargaan besar malah diberikan kepada orang lain, bukan kepada saya.

Saturday, April 21, 2012

Jalan Bercabang

Hidup terkadang lurus, terkadang menemui jalan bercabang, ketika menemui itu harus menentukan pilihan, dan siap menanggung resiko apapun yang dipilih. Pertimbangkan baik-baik tetapi jangan terlalu berpikir, segera melangkah, karena hidup harus terus berjalan menggapai cita-cita dan tujuan

Thursday, April 19, 2012

Nikmatnya Khusnudzan (Berpikir Positip)

Sifat pikiran manusia hanya ada 2 jenis, yaitu berpikir positip atau berpikir negatip. Kedua hal ini yang selalu ada di dalam pikiran kita. Ketika dalam satu hari lebih banyak berpikir positip, maka kebahagiaan yang kita dapatkan. Tetapi jika dalam satu hari lebih banyak berpikir negatip, maka yang ada adalah ketidakbahagiaan. Di bawah ini saya buat perbedaan cara berpikir orang yang positip dengan yang negatip, berdasarkan pengalaman sehari-hari atau dari mengamati orang lain, situasi dan kondisi tertentu. Termasuk manakah kita?


Situasi 1: 
Ketika akan berangkat kerja menggunakan motor, turun hujan deras.

Orang yang berpikir negatip: “Aduh, repot nih, ribet pake jas hujan, becek, motor jadi kotor. Capek deh, pulang nanti cuci motor.”
Orang yang berpikir positip: “Alhamdulillah turun hujan, moga menjadi berkah kehidupan. Ntar sore olahraga cuci motor biar sehat, atau bagi-bagi rezeki ke pencucian motor.”

Wednesday, April 18, 2012

Saling berbagi

Kulirik Handphoneku, kutekan tombolnya, hmmm, saat ini sudah pukul 22:34 malam. Lagi semangat-semangatnya ngeblog nih. Dari tadi berjam-jam ngedit header blog..fyuughh, selesai juga, walaupun sempat pusing dengan ukurannya yang tidak selalu pas pada posisi header blog. Untunglah ternyata di dunia online ini permasalahan apapun nyaris selalu ada pemecahannya. Tinggal tanya mbah Google, ada aja yang sudah menulis tentang permasalahan yang kita hadapi.

Itulah dunia internet, yah sarana bagi manusia di bumi ini untuk saling berbagi. Dan uniknya setiap manusia tidak sama dalam membagi apa yang dia miliki. Walaupun bidangnya sama, pasti ada saja yang berbeda, mungkin dari gaya menulis, pilihan kata, dll.

Yah, ilmu pengetahuan memang seharusnya dibagi terhadap sesama. Nggak ada ruginya membantu sesama, walau ngga dibayar. Tetapi kita mendapatkan pahala dari Allah jika ada yang membaca, kemudian dapat membantu kesulitannya. Ada sebuah kepuasan tersendiri ketika kita dapat berbagi. Dan pahala bagi saya nilainya jauh lebih besar dari sekedar uang, harta dan penghargaan dari manusia, walaupun ga akan nolak kalo ada yang ngasih. Tetapi pahala itulah yang nyata adanya, kita panen di akherat kelak. Mungkin wujudnya nanti berupa rumah, kebun, tanah atau istana di surga.

So, jangan pelit untuk berbagi, apapun ilmu, pengalaman, pandangan, pengetahuan, mari kita share. Agar bermanfaat bagi sesama.

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Tuesday, April 17, 2012

Amal Jariyah

Hmm, lama gak nulis di blog. Kali ini saya mau nulis tentang amal jariyah. Yah, suatu amal yang sangat bermanfaat sekali bagi kelangsungan pahala kita walaupun kita telah meninggalkan dunia fana ini nanti. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan pahala jariyah, bagi yang memiliki harta dapat menyumbangkannya, bagi yang memiliki ilmu dapat mengajarkannya, bagi yang memiliki tenaga dapat memanfaatkannya. Saya teringat ceramah Ustad Yusuf Mansur, beliau mengatakan bahwa anak kita sendirilah sesungguhnya dapat dijadikan ladang amal jariyah. Sebelum anak itu masuk sekolah dan belajar membaca, menulis, berhitung, mengaji, sebaiknya kitalah yang pertama mengajarkan itu di rumah. Mengapa? Supaya pahala jariyah akan selalu mengalir kepada kita selama anak mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkannya sepanjang masa. Dan yang terpenting adalah mengajarkan tentang tauhid (keesaan Allah).

Friday, April 13, 2012

Bersikap Adil

Janganlah kejelekan seseorang membuatmu membencinya sepenuhnya, karena ia pasti memiliki sisi kebaikan. Sebaliknya janganlah kebaikan seseorang membuatmu begitu memujanya karena ia hanya manusia biasa yang memiliki kejelekan juga...Benci sifat jeleknya, bukan pribadinya.

Saturday, January 28, 2012

Try Out Matematika

Cklik...kujepret wajah-wajah anak kelas 6 yang sedang serius mengerjakan latihan soal Try Out Matematika. Semangat ya, semoga sukses dan siap menghadapi Ujian Nasional yang sudah semakin dekat. Semoga memperoleh hasil yang terbaik dan yang terpenting adalah mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam kehidupan, amin.

Wednesday, January 18, 2012

Pembelajaran yang Menyenangkan


Manusia selalu menyukai kegiatan yang menyenangkan. Segala aktivitas apapun yang menyenangkan pasti banyak yang mau mengikutinya dengan sukarela tanpa harus dipaksa. Contohnya jika kita mengundang untuk mengadakan acara makan dan piknik gratis pasti akan banyak peserta yang mendaftar. Sebaliknya tidak mudah bagi kita untuk mengundang orang mengikuti kegiatan kerja bakti misalnya. Termasuk dalam kegiatan belajar dan mengajar, jika dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan tentu banyak peserta didik yang menyukainya.

Sunday, January 15, 2012

Pemimpin yang Meneladani Rasulullah dan Sahabat

Kita sangat merindukan seorang pemimpin di negara ini yang benar-benar menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladannya. Tidak hanya sebatas mengagumi dan memuji sikap kepemimpinan beliau tetapi benar-benar berusaha mengamalkannya. Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang benar-benar menjadikan ummat dan rakyatnya sebagai fokus perhatiannya. Ini terbukti dari ucapan terakhir beliau ketika akan menghadap Sang Khaliq, yaitu "ummatii, ummatii, ummatii.." yang artinya "ummatku, ummatku, ummatku". Betapa beliau sangat cinta kepada kita dan sangat mengkhawatirkan keadaan kita sepeninggalnya.


Para pejabat, petinggi dan pemimpin negara ini mustinya betul-betul meneladani kepemimpinan Rasulullah tidak hanya dengan perkataan saja. Tetapi juga dengan perbuatan atau amal nyata. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia kita lebih banyak melihat pemimpin-pemimpin negeri ini masih lebih mengutamakan kejayaan, kekayaan dan kesejahteraan diri dan keluarganya sendiri. Kalaupun ada yang benar-benar mengutamakan rakyat sebagai tanggung-jawabnya masih sangat sedikit dan langka. 

Saturday, January 14, 2012

Pengetahuan Saja Tidak Cukup

Belajar merupakan perbuatan yang mulia dan bernilai ibadah. Dengan belajar juga kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan. Pada umumnya belajar itu di pendidikan formal mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Seluruh biaya, tenaga, waktu dan pikiran kita korbankan untuk kepentingan pendidikan. Kita berharap setelah menyelesaikan pendidikan dapat menjadi orang yang sukses, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Tetapi apa yang diharapkan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Ini terbukti dengan begitu banyaknya sarjana-sarjana yang menganggur setelah selesai menamatkan pendidikan. Lapangan pekerjaan yang sempit dan persaingan dengan sesama pencari kerja lainnya yang begitu ketat membuat frustasi. Padahal mungkin dalam menempuh pendidikan selama ini sudah begitu banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan. Lalu mau dikemanakan semua ilmu pengetahuan itu? Padahal setiap ilmu pengetahuan yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban di akherat kelak.

Ada dua faktor yang menyebabkan semua ini terjadi. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal

Penyebab utama dapat disebabkan faktor internal dari pembelajar itu sendiri. Kebanyakan pembelajar terjebak belajar hanya untuk berprestasi, memperoleh nilai, rapot, piagam, nem, piala, IPK yang tinggi, dan simbol-simbol prestasi lainnya. Merekapun belajar dengan giat, membaca, menghafal, dan mengerjakan soal-soal ujian. Akhirnya memperoleh hasil yang memuaskan setelah pengumuman nilai. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Tetapi kita sering terjebak dengan kepuasan semu. Setelah memperoleh nilai yang tinggi, kitapun menganggap kewajiban sudah selesai. Padahal semua pengetahuan yang didapatkan itu belumlah bermanfaat sama sekali sebelum kita menerapkan, mengamalkan, atau mengaplikasikannya dalam tindakan, perbuatan, amal yang nyata. Sehingga pengetahuan hanya menjadi pengetahuan saja hingga lulus perguruan tinggi. Ini yang mengakibatkan tidak siapnya para sarjana dalam menghadapi persaingan di dunia sebenarnya. Karena selama belajar hanya mengasah kecerdasan kognitif dan pengetahuan saja. Tanpa menerapkannya dalam tindakan nyata.

Contoh sederhana adalah ketika kita belajar IPA di sekolah tentang perkembangbiakan pada tumbuhan, hanya dengan membaca buku, menghafal dan ujian, atau praktek sederhana di sekolah, itu tidaklah cukup. Seorang pelajar yang kreatif akan mencoba mempraktekkan menanam, mencangkok, stek, okulasi di pekarangan rumahnya, dan hasilnya dapat dilihat secara nyata minimal untuk dirinya sendiri atau dinikmati bersama.


2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar. Dalam hal ini adalah budaya dan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan tentunya akan ikut menentukan keberhasilan seseorang. Sistem pendidikan yang baik, yang mengukur kesuksesan dari semua sisi dan tidak hanya dari sisi pengetahuan kognitif saja. Tetapi juga sikap dan tindakan atau afektif dan psikomotorik.

Sistem pendidikan di Indonesia nampaknya belum dapat mengukur kesuksesan seorang pembelajar secara utuh. Karena lulus dan tidaknya seseorang masih hanya ditentukan dari ujian nasional yang hanya mengukur kemampuan menjawab soal-soal di kertas. Tidak menilai sisi-sisi kecerdasan lain dari proses seseorang selama menempuh pendidikan.

Harus ada suatu sistem di mana seorang individu dapat dinilai secara utuh dari segala sisi. Tidak hanya kemampuan akademik dan intelektual. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kecerdasan. Dan setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sistem yang mengukur semua kecerdasan, tetapi dapat diujikan secara praktis, efektif dan efisien.

Kesuksesan seseorang tidaklah ditentukan dari sekolah atau tidak sekolah. Tidak berarti orang yang sekolah akan lebih sukses dari orang yang tidak sekolah begitu juga sebaliknya. Bahkan, banyak sekali contoh orang-orang yang tidak menempuh pendidikan secara formal justru jauh lebih sukses, bahagia dan sejahtera. Apa yang menyebabkan itu terjadi? ya, karena mereka terus belajar dan menerapkan dari pengalaman secara langsung dalam tindakannya.

Orang yang mau belajar dan menerapkan apa yang dipelajari, itulah yang akan sukses. Dan belajar itu luas ruang lingkupnya, bisa di masyarakat, sekolah atau rumah dan lain-lain.



Thursday, January 12, 2012

Nikmatnya Shalat Shubuh Berjamaah

Shalat Shubuh termasuk salah satu shalat yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi untuk dilaksanakan. Karena untuk melaksanakannya harus meninggalkan nikmatnya kasur dan selimut hangat. Apalagi jika harus tepat waktu dan berjamaah di Masjid ketika udara sangat dingin. Sementara orang-orang banyak yang masih terlelap dengan nikmatnya. Waktu shalat Shubuh juga sangat pendek, mulai waktu shalat Shubuh itu sendiri hingga terbit matahari. Berbeda dengan waktu shalat lain yang berakhir jika datang waktu shalat berikutnya. Nah, sangat sedikit ummat Islam yang menyadari bahwa ada rahasia besar Allah dibalik pelaksanaan shalat Shubuh. Dan hanya bagi orang-orang yang mau bangun dan melaksanakannya sesuai syarat dan rukunnya serta ikhlas yang akan mendapatkan itu.

Beberapa manfaat yang dapat dirasakan jika kita konsisten melaksanakan shalat Shubuh berjamaah adalah:

1. Badan terasa segar dan bersemangat, ada energi besar di waktu itu
2. Memiliki waktu cukup banyak untuk persiapan beraktivitas sepanjang hari
3. Melakukan apapun setelah shalat Shubuh, misal berpikir, menulis, bekerja, berkarya
lebih terasa optimal dan 'topcer'.
4. Menyiapkan tekad, niat dan rencana selama 1 hari penuh.
5. Mendapatkan pahala shalat satu malam penuh.
6. Sumber cahaya di hari kiamat.
7. Mendapatkan surga yang dijanjikan.
8. Berada di bawah lindungan Allah selama sehari penuh.
9. Penghapus dosa setengah usia.
10.Mendapat berkah di tiap langkah.

Itulah beberapa manfaat yang dapat diraih, tentunya masih banyak yang lainnya.

"Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada suatu hal. Ialah bila jumlah jama'ah shalat Shubuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at."

Semoga bermanfaat. Tulisan ini saya share setelah membaca buku Misteri Shalat Shubuh karya Dr. Raghib As-Sirjani.

Wednesday, January 11, 2012

Menjaga Perut

Nabi Muhammad SAW bersabda “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim)

Ingin menjaga kesehatan? Maka jagalah perut Anda, karena itulah sumber dan gudang penyakit sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana cara menjaga perut?

Manusia memiliki nafsu yang cukup besar, salah satunya adalah nafsu makan. Ketika manusia melihat berbagai jenis makanan yang enak-enak, ingin rasanya semua dimasukkan ke dalam perut. Lidah menikmati semuanya, sedangkan perut yang mengolah, mengaduk dan menjadi gudang makanan.

Orang yang terlalu banyak makan, tanpa memperhatikan apa yang dimakan, yang penting enak, ditambah lagi orang tsb. malas atau hampir tidak pernah beraktifitas fisik. Maka dapat dipastikan berbagai penyakit akan mudah menyerangnya.

Makan berlebihan akan mengakibatkan lemak menumpuk di perut, usus menjadi kotor sehingga berbagai macam penyakit akan hinggap. Mulai dari penyakit perut itu sendiri, penyakit pencernaan, atau penyakit-penyakit berat lainnya seperti jantung, diabetes, hipertensi, dll..

Berpuasa adalah obat dari berbagai penyakit. Ditambah rajin berolahraga atau beraktifitas fisik, maka Insya Allah kita mudah menjaga kesehatan. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Sekali mengobati sudah dapat ditebak berapa biaya yang dibutuhkan di negara kita yang serba mahal. Semoga bermanfaat.