Saturday, January 28, 2012

Try Out Matematika

Cklik...kujepret wajah-wajah anak kelas 6 yang sedang serius mengerjakan latihan soal Try Out Matematika. Semangat ya, semoga sukses dan siap menghadapi Ujian Nasional yang sudah semakin dekat. Semoga memperoleh hasil yang terbaik dan yang terpenting adalah mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam kehidupan, amin.

Wednesday, January 18, 2012

Pembelajaran yang Menyenangkan


Manusia selalu menyukai kegiatan yang menyenangkan. Segala aktivitas apapun yang menyenangkan pasti banyak yang mau mengikutinya dengan sukarela tanpa harus dipaksa. Contohnya jika kita mengundang untuk mengadakan acara makan dan piknik gratis pasti akan banyak peserta yang mendaftar. Sebaliknya tidak mudah bagi kita untuk mengundang orang mengikuti kegiatan kerja bakti misalnya. Termasuk dalam kegiatan belajar dan mengajar, jika dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan tentu banyak peserta didik yang menyukainya.

Sunday, January 15, 2012

Pemimpin yang Meneladani Rasulullah dan Sahabat

Kita sangat merindukan seorang pemimpin di negara ini yang benar-benar menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladannya. Tidak hanya sebatas mengagumi dan memuji sikap kepemimpinan beliau tetapi benar-benar berusaha mengamalkannya. Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang benar-benar menjadikan ummat dan rakyatnya sebagai fokus perhatiannya. Ini terbukti dari ucapan terakhir beliau ketika akan menghadap Sang Khaliq, yaitu "ummatii, ummatii, ummatii.." yang artinya "ummatku, ummatku, ummatku". Betapa beliau sangat cinta kepada kita dan sangat mengkhawatirkan keadaan kita sepeninggalnya.


Para pejabat, petinggi dan pemimpin negara ini mustinya betul-betul meneladani kepemimpinan Rasulullah tidak hanya dengan perkataan saja. Tetapi juga dengan perbuatan atau amal nyata. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia kita lebih banyak melihat pemimpin-pemimpin negeri ini masih lebih mengutamakan kejayaan, kekayaan dan kesejahteraan diri dan keluarganya sendiri. Kalaupun ada yang benar-benar mengutamakan rakyat sebagai tanggung-jawabnya masih sangat sedikit dan langka. 

Saturday, January 14, 2012

Pengetahuan Saja Tidak Cukup

Belajar merupakan perbuatan yang mulia dan bernilai ibadah. Dengan belajar juga kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan. Pada umumnya belajar itu di pendidikan formal mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Seluruh biaya, tenaga, waktu dan pikiran kita korbankan untuk kepentingan pendidikan. Kita berharap setelah menyelesaikan pendidikan dapat menjadi orang yang sukses, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Tetapi apa yang diharapkan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Ini terbukti dengan begitu banyaknya sarjana-sarjana yang menganggur setelah selesai menamatkan pendidikan. Lapangan pekerjaan yang sempit dan persaingan dengan sesama pencari kerja lainnya yang begitu ketat membuat frustasi. Padahal mungkin dalam menempuh pendidikan selama ini sudah begitu banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan. Lalu mau dikemanakan semua ilmu pengetahuan itu? Padahal setiap ilmu pengetahuan yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban di akherat kelak.

Ada dua faktor yang menyebabkan semua ini terjadi. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal

Penyebab utama dapat disebabkan faktor internal dari pembelajar itu sendiri. Kebanyakan pembelajar terjebak belajar hanya untuk berprestasi, memperoleh nilai, rapot, piagam, nem, piala, IPK yang tinggi, dan simbol-simbol prestasi lainnya. Merekapun belajar dengan giat, membaca, menghafal, dan mengerjakan soal-soal ujian. Akhirnya memperoleh hasil yang memuaskan setelah pengumuman nilai. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Tetapi kita sering terjebak dengan kepuasan semu. Setelah memperoleh nilai yang tinggi, kitapun menganggap kewajiban sudah selesai. Padahal semua pengetahuan yang didapatkan itu belumlah bermanfaat sama sekali sebelum kita menerapkan, mengamalkan, atau mengaplikasikannya dalam tindakan, perbuatan, amal yang nyata. Sehingga pengetahuan hanya menjadi pengetahuan saja hingga lulus perguruan tinggi. Ini yang mengakibatkan tidak siapnya para sarjana dalam menghadapi persaingan di dunia sebenarnya. Karena selama belajar hanya mengasah kecerdasan kognitif dan pengetahuan saja. Tanpa menerapkannya dalam tindakan nyata.

Contoh sederhana adalah ketika kita belajar IPA di sekolah tentang perkembangbiakan pada tumbuhan, hanya dengan membaca buku, menghafal dan ujian, atau praktek sederhana di sekolah, itu tidaklah cukup. Seorang pelajar yang kreatif akan mencoba mempraktekkan menanam, mencangkok, stek, okulasi di pekarangan rumahnya, dan hasilnya dapat dilihat secara nyata minimal untuk dirinya sendiri atau dinikmati bersama.


2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar. Dalam hal ini adalah budaya dan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan tentunya akan ikut menentukan keberhasilan seseorang. Sistem pendidikan yang baik, yang mengukur kesuksesan dari semua sisi dan tidak hanya dari sisi pengetahuan kognitif saja. Tetapi juga sikap dan tindakan atau afektif dan psikomotorik.

Sistem pendidikan di Indonesia nampaknya belum dapat mengukur kesuksesan seorang pembelajar secara utuh. Karena lulus dan tidaknya seseorang masih hanya ditentukan dari ujian nasional yang hanya mengukur kemampuan menjawab soal-soal di kertas. Tidak menilai sisi-sisi kecerdasan lain dari proses seseorang selama menempuh pendidikan.

Harus ada suatu sistem di mana seorang individu dapat dinilai secara utuh dari segala sisi. Tidak hanya kemampuan akademik dan intelektual. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kecerdasan. Dan setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sistem yang mengukur semua kecerdasan, tetapi dapat diujikan secara praktis, efektif dan efisien.

Kesuksesan seseorang tidaklah ditentukan dari sekolah atau tidak sekolah. Tidak berarti orang yang sekolah akan lebih sukses dari orang yang tidak sekolah begitu juga sebaliknya. Bahkan, banyak sekali contoh orang-orang yang tidak menempuh pendidikan secara formal justru jauh lebih sukses, bahagia dan sejahtera. Apa yang menyebabkan itu terjadi? ya, karena mereka terus belajar dan menerapkan dari pengalaman secara langsung dalam tindakannya.

Orang yang mau belajar dan menerapkan apa yang dipelajari, itulah yang akan sukses. Dan belajar itu luas ruang lingkupnya, bisa di masyarakat, sekolah atau rumah dan lain-lain.



Thursday, January 12, 2012

Nikmatnya Shalat Shubuh Berjamaah

Shalat Shubuh termasuk salah satu shalat yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi untuk dilaksanakan. Karena untuk melaksanakannya harus meninggalkan nikmatnya kasur dan selimut hangat. Apalagi jika harus tepat waktu dan berjamaah di Masjid ketika udara sangat dingin. Sementara orang-orang banyak yang masih terlelap dengan nikmatnya. Waktu shalat Shubuh juga sangat pendek, mulai waktu shalat Shubuh itu sendiri hingga terbit matahari. Berbeda dengan waktu shalat lain yang berakhir jika datang waktu shalat berikutnya. Nah, sangat sedikit ummat Islam yang menyadari bahwa ada rahasia besar Allah dibalik pelaksanaan shalat Shubuh. Dan hanya bagi orang-orang yang mau bangun dan melaksanakannya sesuai syarat dan rukunnya serta ikhlas yang akan mendapatkan itu.

Beberapa manfaat yang dapat dirasakan jika kita konsisten melaksanakan shalat Shubuh berjamaah adalah:

1. Badan terasa segar dan bersemangat, ada energi besar di waktu itu
2. Memiliki waktu cukup banyak untuk persiapan beraktivitas sepanjang hari
3. Melakukan apapun setelah shalat Shubuh, misal berpikir, menulis, bekerja, berkarya
lebih terasa optimal dan 'topcer'.
4. Menyiapkan tekad, niat dan rencana selama 1 hari penuh.
5. Mendapatkan pahala shalat satu malam penuh.
6. Sumber cahaya di hari kiamat.
7. Mendapatkan surga yang dijanjikan.
8. Berada di bawah lindungan Allah selama sehari penuh.
9. Penghapus dosa setengah usia.
10.Mendapat berkah di tiap langkah.

Itulah beberapa manfaat yang dapat diraih, tentunya masih banyak yang lainnya.

"Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada suatu hal. Ialah bila jumlah jama'ah shalat Shubuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at."

Semoga bermanfaat. Tulisan ini saya share setelah membaca buku Misteri Shalat Shubuh karya Dr. Raghib As-Sirjani.

Wednesday, January 11, 2012

Menjaga Perut

Nabi Muhammad SAW bersabda “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim)

Ingin menjaga kesehatan? Maka jagalah perut Anda, karena itulah sumber dan gudang penyakit sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana cara menjaga perut?

Manusia memiliki nafsu yang cukup besar, salah satunya adalah nafsu makan. Ketika manusia melihat berbagai jenis makanan yang enak-enak, ingin rasanya semua dimasukkan ke dalam perut. Lidah menikmati semuanya, sedangkan perut yang mengolah, mengaduk dan menjadi gudang makanan.

Orang yang terlalu banyak makan, tanpa memperhatikan apa yang dimakan, yang penting enak, ditambah lagi orang tsb. malas atau hampir tidak pernah beraktifitas fisik. Maka dapat dipastikan berbagai penyakit akan mudah menyerangnya.

Makan berlebihan akan mengakibatkan lemak menumpuk di perut, usus menjadi kotor sehingga berbagai macam penyakit akan hinggap. Mulai dari penyakit perut itu sendiri, penyakit pencernaan, atau penyakit-penyakit berat lainnya seperti jantung, diabetes, hipertensi, dll..

Berpuasa adalah obat dari berbagai penyakit. Ditambah rajin berolahraga atau beraktifitas fisik, maka Insya Allah kita mudah menjaga kesehatan. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Sekali mengobati sudah dapat ditebak berapa biaya yang dibutuhkan di negara kita yang serba mahal. Semoga bermanfaat.