Wednesday, May 23, 2012

Lakukan dengan Full Power



Tulisan ini kubuat karena teringat pesan Sensei ketika dahulu di SMP aku mengikuti ujian kenaikan tingkat karateka dari sabuk kuning ke sabuk hijau. Sensei adalah panggilan untuk seorang guru karate. Ya, aku mengikuti kegiatan ekstra kurikuler karate di sekolah, kegiatan yang berada di bawah naungan Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia). Ujian dilaksanakan di Polres Serang selama dua hari satu malam, Sabtu dan Minggu benar-benar menguras tenaga, namun ada suatu hikmah menarik dari kegiatan yang aku alami waktu itu.

Saat itu pagi hari Sabtu di sebuah lapangan upacara yang biasa digunakan polisi untuk apel pagi dan upacara. Kami dengan nikmat menyantap sarapan pagi berupa bubur kacang hijau, satu butir telur rebus dan minuman air mineral. Selama seharian ini kami akan mengikuti sebuah latihan yang cukup padat hingga sore hari. Ya, latihan fisik dan mental. 


Pagi hari sudah dimulai dengan pemanasan lari pagi, kemudian peregangan, senam, sit-up dan push-up. Dilanjutkan dengan gerakan-gerakan dasar pukulan (tsuki), tendangan (geri) dan tangkisan (uke). Kemudian dilanjutkan dengan latihan kata. Kata adalah sebuah istilah dalam karate yang berisi rangkaian gerak bela diri (jurus) mulai dari kata 1, kata 2, kata 3, kata 4, dst.. dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat dari sabuk putih hingga sabuk hitam.

Dalam latihan ini kami berbaris di tengah lapangan yang cukup panas karena semakin siang terik matahari semakin terasa. Namun itu semua harus ditahan. Latihan dilaksanakan cukup disiplin, setiap gerakan harus dilakukan dengan benar, serempak, bertenaga dan berulang-ulang. Jika seseorang dari kami melakukan kesalahan Sensei akan dengan tegas memerintahkan kami untuk push-up 20 kali. Jadi, konsentrasi, kesabaran, respon dan daya tahan benar-benar dilatih. Hari Sabtu kami dilatih dengan keras karena besoknya hari Minggu adalah pelaksanaan ujian yang sebenarnya.

Selepas istirahat siang, sholat Dhuhur, dan makan, kegiatan dilanjutkan dengan kumite. Sebuah istilah dalam karate yang berarti pertarungan atau bertanding satu lawan satu. Mental dan teknik benar-benar diuji di dalam kegiatan kumite.

Cukup melelahkan kegiatan yang dilakukan hingga sore hari. Sehingga membuat aku berpikir, jika seperti ini apa besok kami memiliki cukup tenaga untuk ujian kenaikan tingkat? Jangan-jangan kami malah kelelahan hingga tak mampu bergerak.

Malam hari kegiatan dilanjutkan, setiap sesi latihan tidak selalu dengan sensei yang sama. Sebelum dan sesudah latihan kami selalu diberikan nasehat-nasehat dan motivasi supaya tetap semangat.
Ada sebuah nasehat yang cukup berkesan dan membekas hingga kini aku membuat tulisan ini dari seorang Sensei (semoga beliau memperoleh amal zariyah atas nasehatnya). Saat itu kami duduk di dalam ruangan aula yang cukup besar, di malam hari. Lampu cukup remang, kami duduk seperti orang dalam posisi duduk di antara dua sujud ketika shalat. Semua diam dan hening, mengatur pernafasan. Ketika itu seorang Sensei sedang memberikan petuahnya, beliau berkata dengan suara yang cukup dalam dan berwibawa. Beliau mengatakan bahwa yang diperlukan dari semua kegiatan ini adalah SEMANGAT. Tanpa semangat, semua kegiatan yang kalian lakukan nilainya NOL. Betapapun lelahnya, ketika ada semangat di dalam dada, maka semua itu akan sirna. Dan sebuah nasehat lagi yang seolah-olah menjawab pertanyaanku ketika latihan adalah, bahwa jangan berpikir bahwa hari Sabtu ini hingga malam hari saya akan menghemat tenaga saya untuk ujian besok. Jangan berpikir saya akan melakukan gerakan-gerakan latihan dengan santai tanpa tenaga, agar tenaga saya cukup untuk ujian besok.

Lakukan semua latihan-latihan ini dengan FULL POWER, tenaga, niat dan hati yang penuh. Maka esok hari, kalian akan mendapatkan energi yang lebih besar dari energi yang digunakan ketika latihan.

Namun jika latihan dilakukan dengan setengah-setengah, maka esok hari juga akan setengah hasilnya bahkan mungkin lebih buruk lagi.

Nasehat itu masih aku ingat hingga sekarang, bahwa melakukan apapun yang baik harus dengan FULL POWER. Tentunya juga dengan niat yang ikhlas dan tulus. Dan itu memang benar-benar terbukti. Ketika dalam satu hari kita melakukan sesuatu dengan tidak maksimal, malas atau dengan berpikir untuk menghemat tenaga dan pikiran. Justru yang terjadi adalah tenaga dan pikiran kita semakin menyusut. Tetapi ketika berniat untuk melakukannya dengan sepenuh hati dan tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Maka yang terjadi bukanlah kita menjadi lelah, tetapi tenaga dan pikiran justru semakin meningkat dan berkembang. Yah, fisik mungkin secara alami akan terasa lelah, tetapi ketika pikiran kita FULL POWER, kelelahan itu tidak akan begitu terasa, cukup dengan beristirahat atau tidur saja. Setelah bangun nanti tenaga dan pikiran kita sudah segar kembali dan berlipat.

Hal ini bisa kita buktikan dengan melakukan percobaan sederhana, cobalah selama 2 jam kita hanya duduk diam di sebuah kursi tidak melakukan apapun. Kemudian pada kesempatan berikutnya selama 2 jam itu kita melakukan aktivitas, misalnya membaca buku, bersepeda, menulis, membereskan ruangan,  atau apa saja yang positip. Rasakan perbedaannya, justru hanya duduk diam selama 2 jam itu cukup melelahkan dan membosankan bukan?

Jadi, apapun profesi, bidang dan pekerjaan kita, lakukan semuanya dengan niat yang ikhlas, sepenuh hati, FULL POWER, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, efektif dan efisien. Jangan berpikir tentang gaji yang saya terima sama saja, apakah saya berbuat maksimal atau biasa-biasa saja. Hukum kekekalan energi sudah menjadi ketentuan atau sunatullah bahwa barang siapa berbuat yang terbaik, maka dia akan mendapatkan yang terbaik juga bahkan berlipat. Sedangkan yang berbuat setengah hati, hasilnya juga akan setengah bahkan kurang.

No comments:

Post a Comment