Tuesday, June 18, 2013

Memelihara Kelinci

Memiliki hewan peliharaan di rumah merupakan sebuah kesenangan tersendiri. Kita bisa melepas sejenak kepenatan selama bekerja, dengan mengurus hewan peliharaan kita, atau sekedar mengamati tingkah lakunya yang lucu. Ya, di rumah kami memelihara 2 ekor kelinci berwarna putih polos (albino), sepasang jantan dan betina, diberi nama Omen dan Barbie. Kuberi nama Omen karena teringat cerita film Warkop DKI dahulu kala, ketika Dono memberi nama hamster peliharaannya dengan nama Omen :). Sedangkan Barbie itu Naureen yang kasih nama untuk kelinci betinanya, karena dia suka nonton film Barbie.

Awalnya adalah ketika kami sedang berjalan-jalan di daerah Bapor, mata kecil Naureen melirik beberapa ekor kelinci yang dijual oleh seorang pedagang. Daerah sekitar Krakatau Junction, Jogging Track dan Bapor memang cukup ramai pada hari Minggu pagi. Mulai dari yang mengikuti senam, jogging atau lari pagi, terkadang ada pemeriksaan kesehatan gratis dari Rumah Sakit Kraktau Medika, atau bagi yang sekedar jalan-jalan cuci mata dan belanja berbagai dagangan seperti baju, mainan, pernak-pernik, banyak juga aneka jajanan kuliner dan buah-buahan, bahkan topeng monyetpun ada di sini. Kebanyakan yang memiliki dagangan di sini adalah para pensiunan karyawan PT. Krakatau Steel.  Omen kecil kami beli dari pedagang di Bapor dengan harga Rp 25.000,-. Setelah beberapa 'wawancara' kecil yang saya tanyakan kepada pedagang kelinci, saya bertanya seputar makanan, minuman, cara pemeliharaan, kandang, dsb. Bagi saya memiliki hewan pemeliharaan tidaklah hanya asal punya. Tetapi memiliki tanggung jawab untuk mengurusnya dan memperhatikan kesehatannya. Karena bagaimanapun kelinci juga makhluk hidup ciptaan Tuhan, jika kita berani membelinya, ya harus bertanggung jawab dalam memeliharanya juga. Ada dosa dan pahala dari perbuatan yang kita lakukan terhadap makhluk ciptaan-Nya. Agak detail juga pertanyaan saya, akan tetapi semua yang dijelaskan oleh penjual saya tampung terlebih dahulu, tidak sepenuhnya saya percaya. Belum tentu kebenarannya, misalnya penjual mengatakan, kelinci tidak perlu diberi air minum di kandangnya, cukup dari sayuran seperti kangkung sudah mengandung air, kelinci akan mati jika banyak diberi minum. Saya agak aneh juga dengan penjelasan ini, saya rasa air adalah kebutuhan pokok semua makhluk hidup, termasuk kelinci. Mungkin kematian kelinci adalah karena air di kandangnya yang tidak sering diganti, sehingga kotor dan membawa penyakit. Dan benar saja, ketika saya buka internet, tidak sepenuhnya semua yang dikatakan penjual itu benar. Kebanyakan hanya mitos.

Aku pikir kelinci itu hanya doyan makan wortel seperti di film-film kartun, seperti Tiny Toon, Looney Toon, atau Bugs Bunny, tahu kan? Kelinci yang selalu jahil ketika berhadapan dengan pemburu, dengan kata-kata khasnya, "ck..ck..ckk..eeeeee, What's up Doc...?", haha :), sambil mengunyah wortel dengan santainya. Di dunia nyata, ternyata kelinci doyan berbagai macam daun dan sayuran bahkan beberapa buah-buahan. Ketika Omen dan Barbie dilepas di halaman rumah, maka daun-daun yang sering disantap adalah misalnya daun kumis kucing, daun kemangi, daun katuk, rumput, kangkung, bayam. Terkadang ortu ngomel juga karena kelinci memakan habis daun-daunan tanaman yang beliau pelihara. Untuk buah-buahan sering juga memakan jambu dan mangga yang terjatuh ke tanah. Dan yang paling doyan adalah jika diberi pakan pelet. Sepetinya hewan satu ini cukup rakus juga, sebanyak apa kita beri pelet di wadah makanan di kandangnya, seketika itu juga langsung dikunyah terus sampai habis. Untungnya toko Pet Shop tidak terlalu jauh letaknya, cukup dengan Rp 25.000 kita mendapatkan sebungkus pakan pelet kelinci 500 gram. Bentuknya seperti batang ukuran kecil-kecil, dan cukup keras kalau kita menekannya, namun kelinci menyukainya. Ketika Omen masih sendiri, kira-kira 3 minggu pelet selalu habis, namun ketika Barbie hadir (ya, Barbie dibeli kira-kira 1 bulan setelah Omen), setiap 2 minggu sekali pelet habis, kadang lebih cepat lagi. Sehingga terkadang kewalahan juga memberi makan, sehingga harus diselingi dengan kangkung atau daun-daunan yang lainnya.

Bagaimana dengan kotoran kelinci? yah, kotoran kelinci ternyata kecil-kecil bulat warna hitam dan cukup banyak, mirip biji pepaya. Tetapi untungnya tidak terlalu bau dan sifatnya yang kering tidak seperti kotoran ayam yang cukup membuat mual. Namun dalam sehari jumlahnya cukup banyak juga kotoran kelinci, jika dibiarkan di dalam kandang. Sehingga harus rajin juga membersihkannya, cukup dengan sapu lidi, kotoran dikumpulkan menggunakan pengki, dan lumayan juga untuk pupuk tanaman.

Kelinci juga ternyata mirip dengan burung merpati, tahu jalan dan kapan harus pulang kembali ke kandang. Awalnya khawatir juga ketika kelinci pertama kali dilepas, pernah hingga magrib tiba Omen belum pulang. Sampai saya cari ke tetangga bawah rumah. Ternyata selepas magrib, tiba-tiba Omen sudah berada di halaman rumah, lalu masuk ke kandangnya. Terkadang tidak pulang juga hingga semalam, namun besok paginya nongol. Yah, mungkin sedang main ke tempat temannya, karena beberapa tetangga rumah juga ternyata memelihara kelinci dengan berbagai warna yang berbeda.

Namanya memelihara hewan, pasti ada resikonya. Misal Naureen yang doyan ngelus-elus. Harus juga diperingatkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, karena khawatir ada penyakit dari bulu-bulu kelinci. Dan beberapa minggu kemarin, si Barbie juga sempat terserang penyakit, ketika diperhatikan timbul bengkak-bengkak pada kaki, telinga dan hidungnya, semacam koreng. Barbie yang awalnya terlihat cantik kata istriku menjadi agak terganggu karena penyakit tersebut. Barbie memang agak berbeda secara fisik dengan Omen, kalau Omen terlihat cepat pertumbuhannya, dalam sebulan saja sudah lebih besar ukuran badannya, kalau Barbie ukuran tubuhnya tidak begitu besar, bahkan mungil, dan pada kiri kanan wajahnya tampak bulu-bulu wajah yang melebar ke samping. Matanya juga berwarna merah, sedangkan Omen berwarna biru. Koreng yang menyerang Barbie agak mengganggu penampilannya, hidungnya tampak seperti Pinokio, koreng tumbuh memanjang ke depan. Kakinyapun sering dikibas-kibaskan, mungkin merasa tidak nyaman karena gatal. Mulailah aku berpikir, apa kira-kira penyakit yang menyerang Barbie, apakah tertular dari kelinci tetangga, yang memang banyak korengnya. Atau karena cuaca hujan? Akhirnya aku browsing di internet minta petunjuk sama mbah Google, dan alhamdulillah, selalu ada saja jawabannya. Ternyata penyakit kelinci korengan ini disebut penyakit Scabies. Disebabkan oleh kutu berukuran mikro. Kutu ini akan bersarang di bawah lapisan kulit kelinci, hingga menimbulkan luka dan infeksi. Jika sudah parah, kelinci menjadi tidak mood untuk makan dan akan mati.

Begitu banyak ternyata cara untuk mengobatinya, tetapi bagi saya tentu saja mencari cara yang paling ringan biayanya namun cukup efektif. Cara yang cepat tentunya adalah dengan membawanya ke dokter hewan atau vet, maka akan disuntik menggunakan Wormectin, Ivomec atau Ivermectine. Namun sebelum itu, saya mencoba mempraktekkan cara yang mudah dilakukan sendiri di rumah. Dan inilah yang akan saya bagi kepada sobat pembaca blog.

Cara yang saya lakukan cukup sederhana, mungkin karena belum terlalu parah penyakitnya. Saya hanya mencuci dan merendam kaki, telinga dan hidung kelinci yang terkena scabies dengan air hangat kira-kira 10 menit saja, tentu harus hati-hati karena kata mbah Google penyakit ini dapat menular ke manusia. Setelah itu, saya keringkan, dengan mengelapnya menggunakan tisu. Setelah kering, diteteskan minyak tawon pada bagian-bagian yang terkena koreng. Lalu kelinci dimasukkan dalam kandang yang sudah dibersihkan sebelumnya. Selama 3 hari berturut-turut pagi dan sore dilakukan pengobatan seperti itu, dan Barbie sementara dipisah dari Omen, dan dikurung dalam kandang.

Awalnya khawatir juga, apakah pengobatan ini berhasil? Karena kelinci tampak gelisah, apalagi jika minyak tawon ditetesi dihidungnya, mungkin karena baunya yang menyengat. Belum lagi kelinci menjilat-jilat kakinya sendiri, mungkin risi dengan minyak cap tawon di kakinya. Kadang Barbie juga menggigit-gigit kakinya sendiri hingga berdarah. Namun, pagi dan sore terus saya lakukan pengobatan, dan berdoa. Bahkan istri sempat mengira Barbie mati, karena diam saja tengkurap. Ternyata ketika disenggol, masih bergeliut, rupanya cuma tiduran. Pada hari kedua, alhamdulillah bengkak di kaki mulai mengempis, namun yang di hidung masih tampak memanjang. Dan akhirnya pada hari ketiga, tiba-tiba koreng yang di hidung telah terlepas dengan sendirinya. Dan koreng pada bagian kaki dan telinga sudah cukup mengempis dan kering. Alhamdulillah, ternyata usaha saya berhasil, dengan obat yang mudah didapatkan di rumah. Senang melihat penampilan Barbie sudah kembali cantik dan ceria.

Semoga pengalaman sederhana ini dapat bermanfaat bagi saya dan yang membaca. Terutama yang punya peliharaan kelinci juga seperti kami.

Sayangilah dan rawat makhluk ciptaan Allah S.W.T. Baik hewan maupun tumbuhan, karena itulah tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini.















1 comment:

  1. Bismillah mau say coba utk kelinci saya.. mumpung masih blm parah

    ReplyDelete