Friday, November 28, 2008

Membekukan Waktu



Pernah terlintas sebuah pikiran khayalanku. Ketika aku sedang sibuk sekali bekerja, terkadang ada juga rasa bosan di dalam hati ini dengan segala rutinitas yang ada. Ingin rasanya mengerjakan sesuatu yang berbeda, menekuni hal yang baru, menjadi manusia baru. Pikiran itu adalah andaikata waktu dapat dihentikan atau dibekukan. Biarlah waktu diam dulu, dan aku tetap beraktivitas menyelesaikan semua tugas-tugasku. Aku mengejar semua ketertinggalanku dalam kebekuan waktu itu. Mungkin aku bisa berolahraga, membaca buku, belajar berbagai jenis bahasa, berlatih dan berlatih. Sama seperti dalam film Dragon Ball, di mana Songgoku pernah masuk ke dalam sebuah ruangan khusus "Waktu dan Jiwa" di mana 1 hari di luar sama dengan 1 tahun di dalam ruangan tsb. Sehingga bisa berlatih meningkatkan kekuatan tubuh secara maksimal sebelum kembali bertarung melawan Iblis.

Hehehe...tetapi itu hanya khayalan belaka. Tetapi berdasar teori relativitas Einstein, bahwa gerakan itu bersifat relativ dan bergantung pada acuannya. Maka, aku kaget juga memikirkannya. Rasanya itu bisa saja terjadi. Konsep tentang waktu itu sendiri apa? Apakah detik, menit, jam, bulan dan tahun itu yang disebut waktu? Setelah dipikir-pikir waktu tidak lain kehidupan itu sendiri. Dan menghentikan waktu berarti menghentikan kehidupan. Perubahan alam semesta dan segala sesuatunya inilah yang menyebabkan munculnya konsep waktu. Semua yang dari tidak ada menjadi ada, dan menjadi tidak ada lagi itulah yang menyebabkan adanya waktu.

Yah, berdasar pengertian itu, maka menghentikan waktu berarti menghentikan semua aktivitas kehidupan. Misalnya, menghentikan pergerakan elektron pada inti atom, menghentikan tumbuhnya kecambah, menghentikan tumbuhnya rambut kita, menghentikan perputaran bumi, planet-planet, bintang, matahari, galaksi, nebula. Dan, makhluk tidak ada yang sanggup melakukan itu, hanya Allah S.W.T saja.

Nah, karena kita mentok tidak mungkin menghentikan waktu yang terus berputar, maka tidak ada jalan lain kecuali kitalah yang harus meredam kecepatan waktu itu dengan percepatan kita bertindak.

Waktu tidak bisa kita hentikan. Tetapi waktu dapat kita imbangi sedikit kecepatannya dengan percepatan tindakan kita. Bahkan dengan percepatan tindakan kita yang tinggi, waktu seolah-olah akan berhenti. Artinya itu terjadi juga. Dan titik acuannya adalah diri kita sendiri.

Jika kita mendengar istilah orang berkata "saya tidak punya waktu". Apa artinya itu? Apakah karena kesibukannya? Justru kesibukannya itulah waktu yang ia miliki. Jika ada orang berkata "waktu saya sangat luang". Tidak ada istilah luang dalam waktu, diam dirinya dalam kesenggangan waktu itu tetaplah waktu yang ia miliki. Dan setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas modal waktu yang Allah berikan.

Manfaatkan baik-baik setiap detik yang kita miliki untuk beribadah kepada Allah. Setiap detik yang berlalu jadikan ladang amal sebagai bekal kita menghadap-Nya kelak.

Oleh: Yoga
http://istanayoan.blogspot.com

1 comment:

  1. siip...setuju. efek suka ndelok film kartun ;)

    ReplyDelete