Monday, August 8, 2011

Membuat Rencana atau Mengalir?

Ketika kita ditanya, apa prinsip hidupmu? Mengalir bagaikan air ataukah selalu merencanakan tindakan? Saya pribadi jika hanya diberi pilihan seperti itu tidak bisa menjawabnya, karena kedua hal itu adalah prinsip hidup yang tidak bisa dipisahkan. Justru keduanya saling menguatkan satu sama lain, bukannya saling bertentangan. Jika ditanya demikian, saya akan menjawab hidup saya memiliki perencanaan yang mengalir menuju target.

Membuat perencanaan berarti menyusun jadwal, dalam satu hari apa saja kegiatan yang akan saya lakukan. Bahkan untuk satu minggu, satu bulan dan satu tahun. Sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan selalu terkendali dan terarah menuju target hidup. Akan tetapi dalam perjalanannya, terkadang banyak terjadi hal-hal di luar perencanaan yang telah disusun. Sebagian orang akhirnya memutuskan tidak perlu membuat perencanaan, mengalir sajalah. Karena membuat perencanaan itu hanya mengekang kebebasan dan menjadi kaku terhadap waktu. Akhirnya tidak perlu membuat perencanaan, jadi mengalir saja. Apa yang ingin dikerjakan saat ini ya dikerjakan. Apa yang disukai dikerjakan. Jika hati dalam kondisi bosan dan malas, ya ditinggalkan. Akibatnya arah hidup kita menjadi tidak jelas, karena kita akan mengikuti ke mana arus yang kuat membawa perjalanan hidup.

Sebenarnya idealisme itu diperlukan, dan tidak boleh ditinggalkan. Idealisme bukanlah hanya untuk masa muda, masa belajar. Tetapi hendaknya dipertahankan hingga akhir hayat. Karena ini menyangkut keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akherat. Idealisme yang dimaksud dalam tulisan ini adalah masalah kedisiplinan waktu. Dalam bahasa mudahnya adalah jadwal. Tetaplah kita harus memiliki jadwal yang ideal dalam keseharian. Sehingga hidup akan teratur dan terarah. Tetapi ketika terjadi hal-hal yang mengharuskan kita keluar dari jalur jadwal yang telah ditetapkan, maka sebaiknyalah kita bersikap fleksible. Menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi, asalkan tindakan kita masih dalam rangka target/tujuan hidup.

Contoh yang ada di alam adalah misalnya adalah kawat yang dialiri listrik. Idealnya adalah energi listrik yang masuk akan sama dengan energi listrik yang keluar. Namun pada kenyataannya akan berkurang. Sebagian menghilang menjadi panas akibat jauhnya perjalanan listrik dalam kawat. Tetapi bukan berarti ini diabaikan. Manusia berusaha meminimalkan energi yang hilang ini dengan berbagai cara. Misalnya memperpendek panjang kawat dan mengecilkan hambatan kawat. Walaupun tetap akan ada energi yang terbuang, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Karena jumlahnya yang kecil.

Jadi, perencanaan tetap diperlukan sebagai acuan. Walaupun dalam pelaksanaannya tidak 100% sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Tetapi itu lebih baik, daripada tidak membuat rencana sama sekali, sehingga arah hidup menjadi tidak jelas. Namun kelenturan dalam menyikapi jadwal dalam kondisi tertentu diperlukan agar kita tidak menjadi kaku. Karena ketika kita berencana, Allah juga berencana terhadap diri kita.

Kesimpulannya, kita membuat rencana dan mengalir dalam melaksanakannya. Punya pendapat lain? Silahkan isi komentarnya di bawah ini, terima kasih...

No comments:

Post a Comment