Sunday, January 15, 2012

Pemimpin yang Meneladani Rasulullah dan Sahabat

Kita sangat merindukan seorang pemimpin di negara ini yang benar-benar menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladannya. Tidak hanya sebatas mengagumi dan memuji sikap kepemimpinan beliau tetapi benar-benar berusaha mengamalkannya. Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang benar-benar menjadikan ummat dan rakyatnya sebagai fokus perhatiannya. Ini terbukti dari ucapan terakhir beliau ketika akan menghadap Sang Khaliq, yaitu "ummatii, ummatii, ummatii.." yang artinya "ummatku, ummatku, ummatku". Betapa beliau sangat cinta kepada kita dan sangat mengkhawatirkan keadaan kita sepeninggalnya.


Para pejabat, petinggi dan pemimpin negara ini mustinya betul-betul meneladani kepemimpinan Rasulullah tidak hanya dengan perkataan saja. Tetapi juga dengan perbuatan atau amal nyata. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia kita lebih banyak melihat pemimpin-pemimpin negeri ini masih lebih mengutamakan kejayaan, kekayaan dan kesejahteraan diri dan keluarganya sendiri. Kalaupun ada yang benar-benar mengutamakan rakyat sebagai tanggung-jawabnya masih sangat sedikit dan langka. 
Ini terjadi karena kebanyakan para pemimpin negeri ini berangkat dari niat yang salah ketika hendak menjadi penguasa. Mereka berpikir dengan menjadi penguasa maka akan dengan mudah untuk memenuhi pundi-pundi kekayaan. Menjadi pemimpin adalah jalan untuk menjadi kaya dan sejahtera. Untuk dapat terpilih menjadi pemimpin mereka menghabiskan dana yang sangat besar. Sehingga ketika terpilih tentunya berpikir bagaimana dapat kembali modal, dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa memperhatikan halal dan haram. Sehingga menjadi pemimpin bagaikan sebuah perdagangan atau bisnis yang menguntungkan. Akibatnya rakyat tidak menjadi fokus utama perhatiannya.

Kita melihat para pemimpin negeri ini memiliki rumah-rumah yang megah dan mewah seperti istana, mobil-mobil impor yang mahal, makanan yang enak-enak, gedung yang mewah, dan fasilitas-fasilitas wah lainnya. Lebih menyakitkan lagi jika semua itu di dapat dengan cara-cara Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Sedangkan jutaan rakyat Indonesia menderita hidup di bawah garis kemiskinan. Dari ciri-ciri fisik seperti itu saja sudah dapat dipastikan seperti apa watak para pemimpin bangsa. 

Kita mengharapkan lahirnya pemimpin-pemimpin bangsa yang benar-benar merakyat. Benar-benar mendedikasikan pengabdiannya untuk rakyat. Seluruh waktu, pikiran, tenaga, hartanya digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Pemimpin yang tidak gengsi untuk duduk bersama rakyat, memiliki rumah dan kendaraan yang sama seperti rakyat walaupun sebenarnya ia mampu memiliki yang lebih dari itu. Tetapi ia merasa malu karena masih banyak rakyatnya yang menderita.

Kisah-kisah kepemimpinan zaman Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat cukuplah untuk menjadi contoh. Kita semua tahu kisah Ummar Bin Khattab yang berjalan keliling di tengah malam untuk melihat langsung keadaan rakyatnya, ketika beliau menjumpai seorang ibu yang sedang memasak batu untuk menenangkan anak-anaknya yang kelaparan. Kita tahu kisah Abu Bakar Sidiq yang menyumbangkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam, dan masih banyak kisah-kisah emas lainnya di zaman itu. Kisah-kisah yang zaman sekarang sangat langka ditemukan.

Tulisan ini hanya sedikit sharing dari kegelisahan saya sebagai rakyat biasa dalam melihat fenomena dan krisis kepemimpinan bangsa ini. Moga-moga dapat bermanfaat khususnya bagi diri sendiri dan siapapun yang membacanya. Bagi yang ingin meng-Copas tulisan ini silahkan dengan senang hati, untuk saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan.

No comments:

Post a Comment