Friday, October 9, 2009

Cara Cepat Versus Cara Konsisten

Maksud dari judul posting ini adalah bahwa ada 2 tipe orang dalam meraih kesuksesan. Yang pertama adalah jalur instant, yang kedua adalah dengan sabar dan perjuangan. Sobat tentunya sudah mengetahui bahwa cara kedualah yang akan bertahan lama dan eksis.

Baik, saya akan memberikan beberapa contoh-contoh nyata perbandingan kedua hal di atas.

a. Air

Air yang dimasukkan ke dalam kulkas. Ternyata proses pembekuan air itu tidaklah sekaligus, namun sedikit demi sedikit membentuk kristal-kristal kecil yang saling tersusun rapih. Sehingga ia menjadi struktur yang kuat.

b. Fast Food versus Slow Food

Lihatlah makanan-makanan yang diproses secara Fast Food, ternyata kebanyakan tidak sehat dan bergizi. Karena banyak mengandung kalori dan zat-zat yang merusak dan tidak diperlukan oleh tubuh.

c. Sistem Kebut Semalam (SKS)

Bagi mantan mahasiswa/i tentu sudah paham maksudnya. Ya, ketika akan menghadapi ujian, semalam penuh buku dan catatan yang tebal dibaca. Sambil minum kopi supaya tahan untuk tidak tidur. Hasilnya sudah dapat kita kira. Bandingkan dengan mahasiswa/i yang dengan tekun mencicil dalam mempelajari mata kuliah setiap harinya sedikit demi sedikit. Ketika akan menghadapi ujian, sudah siap dan penuh keyakinan.

d. Membaca Al-qur'an

Di dalam ajaran Islam sendiri, membaca Al-qur'an itu tidak harus sekaligus banyak dalam 1 hari. Tetapi Allah lebih menyukai yang sedikit tetapi berkelanjutan. Konsisten setiap harinya membaca Al-qur'an.

e. Antri

Bandingkan antara loket yang pesertanya antri dengan loket yang pesertanya saling mendahului. Tentunya loket yang pertama akan lebih cepat selesai dibandingkan loket kedua. Loket kedua akan membutuhkan waktu lebih lama dan bahkan mungkin akan mengakibatkan perselisihan dan kekacauan.

f. Uang

Orang yang berjuang untuk mendapatkan uang dengan cara cepat biasanya akan cepat juga kehilangan uangnya. Karena ia mendapatkannya tanpa memiliki skill/pengetahuan untuk mengelola dan memanfaatkannya. Misalnya, saya pernah menonton sebuah acara di stasiun TV swasta tentang seseorang yang ingin menjual ginjalnya agar segera mendapat uang dalam jumlah besar. Di samping itu ada seorang pengusaha yang menawarkan pelatihan baginya agar bisa hidup mandiri. Sayangnya ia menyatakan untuk tetap lebih memilih untuk menjual ginjalnya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Demikian mungkin yang dapat saya contohkan, jika Anda memiliki contoh lain silahkan ditambahkan di bawah ini (kolom komentar). Terima kasih.

2 comments:

  1. Posting yang bagus! Agaknya Whienda perlu banyak belajar di-sini terutama tentang dua polarisasi : (1)cepat dan, (2) sabar dan perjuangan. Whienda sendiri tidak sependapat dengan biar lambat asal selamat. Whienda lebih tertarik dengan save by speed, Faster is better ... Whienda salah, ya?
    Contoh, cepat menyelesaikan tugas..cepat melayani customer ... bahkan sekarang juga dikembangkan metode belajar cepat(acelerate learning)... Terimakasih penjelasan Abang.

    ReplyDelete
  2. Yah, betul sekali, kecepatan itu perlu, apalagi dalam melayani customer, menyelesaikan tugas, situasi genting, dll. Itu harus.

    Yang dimaksud artikel di sini adalah dalam konteks kecepatan yang tidak terarah, kecepatan hanya berdasar nafsu, ingin cepat sukses dengan jalan pintas tanpa berpikir panjang.

    ReplyDelete