Tuesday, April 17, 2012

Amal Jariyah

Hmm, lama gak nulis di blog. Kali ini saya mau nulis tentang amal jariyah. Yah, suatu amal yang sangat bermanfaat sekali bagi kelangsungan pahala kita walaupun kita telah meninggalkan dunia fana ini nanti. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan pahala jariyah, bagi yang memiliki harta dapat menyumbangkannya, bagi yang memiliki ilmu dapat mengajarkannya, bagi yang memiliki tenaga dapat memanfaatkannya. Saya teringat ceramah Ustad Yusuf Mansur, beliau mengatakan bahwa anak kita sendirilah sesungguhnya dapat dijadikan ladang amal jariyah. Sebelum anak itu masuk sekolah dan belajar membaca, menulis, berhitung, mengaji, sebaiknya kitalah yang pertama mengajarkan itu di rumah. Mengapa? Supaya pahala jariyah akan selalu mengalir kepada kita selama anak mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkannya sepanjang masa. Dan yang terpenting adalah mengajarkan tentang tauhid (keesaan Allah).

Membaca, menulis dan berhitung adalah ilmu dasar yang harus dikuasai seorang anak sebelum ia menguasai semua bidang ilmu yang ada. Sehingga tentunya pahala jariyah yang akan didapat dengan mengajarkan ilmu dasar ini akan sangat besar karena selalu terpakai sepanjang anak itu belajar hingga dewasa nanti.

Hal inilah yang saya terapkan di rumah kepada anak saya yang baru berusia 3 tahun 4 bulan. Selepas shalat magrib berjamaah, saya ajak bidadari kecilku (Naureen Hamidah) untuk membaca huruf Hijaiyah, huruf latin, berhitung dari satu hingga sepuluh, hingga mengucapkan angka dalam bahasa Inggris. Dan nampaknya Naureen begitu senang mengikuti, walaupun terkadang masih beberapa kali terlupa, namun ternyata cepat sekali mampu melafalkannya setelah beberapa lama, tentunya dengan dibantu oleh sang Bunda yang menemani Naureen belajar saat saya bekerja.

Selain mengajarkan mengucapkan huruf dan angka, tidak lupa juga saya mengajarkan bagaimana menulis. Pada awalnya saya buat bentuk huruf dan angka berupa titik-titik,lalu Naureen meneruskan dengan cara menghubungkan titik-titik tsb. Dan ternyata ia juga menyukai kegiatan ini. Terkadang Naureen sendiri yang meminta, padahal saya masih lelah pulang bekerja. "Ayah, main titik-titik yuukk..", katanya polos.

Ternyata saya menikmati kegiatan mengajarkan anak sendiri. Ada sebuah kepuasan batin dan kedekatan dengannya. Dalam setiap kesempatan saya juga membacakan buku-buku cerita yang mendidik. Seperti kisah cerita hewan-hewan, kisah sahabat rasul, tentang alam sekitar, dll. Terkadang sebuah buku selalu ia minta bacakan lagi dan lagi. Sampai-sampai Naureen hafal dengan kata-kata apa yang tertulis di buku itu hanya dengan melihat gambarnya. Padahal ia belum bisa membaca.

Demikian cerita singkat ini, intinya janganlah pelit dalam berbagi ilmu, apalagi kepada anak sendiri, karena ilmu yang bermanfaat itu akan menolong kita kelak di akherat sebagai amal jariyah.

No comments:

Post a Comment