Thursday, April 19, 2012

Nikmatnya Khusnudzan (Berpikir Positip)

Sifat pikiran manusia hanya ada 2 jenis, yaitu berpikir positip atau berpikir negatip. Kedua hal ini yang selalu ada di dalam pikiran kita. Ketika dalam satu hari lebih banyak berpikir positip, maka kebahagiaan yang kita dapatkan. Tetapi jika dalam satu hari lebih banyak berpikir negatip, maka yang ada adalah ketidakbahagiaan. Di bawah ini saya buat perbedaan cara berpikir orang yang positip dengan yang negatip, berdasarkan pengalaman sehari-hari atau dari mengamati orang lain, situasi dan kondisi tertentu. Termasuk manakah kita?


Situasi 1: 
Ketika akan berangkat kerja menggunakan motor, turun hujan deras.

Orang yang berpikir negatip: “Aduh, repot nih, ribet pake jas hujan, becek, motor jadi kotor. Capek deh, pulang nanti cuci motor.”
Orang yang berpikir positip: “Alhamdulillah turun hujan, moga menjadi berkah kehidupan. Ntar sore olahraga cuci motor biar sehat, atau bagi-bagi rezeki ke pencucian motor.”



Situasi 2: 
Melamar pekerjaan tidak pernah berhasil diterima.

Orang yang berpikir negatip:“Huh, saya memang orang bodoh. Ngga punya kemampuan apa-apa, ditolak melulu.”
Orang yang berpikir positip:“Mungkin saya lebih punya bakat di bidang wirausaha.


Situasi 3: 
Melihat kendaraan lain menyalip dengan kecepatan tinggi dan mengklakson berkali-kali.

Orang yang berpikir negatip:“Dasar setan jalanan, ga tau diri, moga-moga mati tabrakan.”
Orang yang berpikir positip:“Ya Allah, mungkin orang itu sedang terburu-buru mengejar sesuatu yang penting, misal ada saudaranya sakit atau dalam keadaan bahaya. Saya do’akan moga selamat di perjalanan.”


Situasi 4: 
Diberi tugas yang banyak oleh atasan.

Orang yang berpikir negatip:“Huh, kerja lagi, kerja lagi. Gaji saya susah naik, tapi pekerjaan numpuk. Saya harus bekerja ekstra sementara teman yang lain santai-santai saja.”
Orang yang berpikir positip:“Alhamdulillah bos memberi kepercayaan lebih pada saya. Jadi ladang amal.”


Situasi 5: 
Menderita sakit.

Orang yang berpikir negatip:“Aduh, sial banget sih aku bisa terkena sakit begini. Pasti gara-gara cuaca buruk.”
Orang yang berpikir positip:“Ini kesempatan saya mengoreksi diri dan bertaubat. Mungkin saya banyak salah dan hidup tidak teratur.”


Situasi 6: 
Terjebak macet.

Orang yang berpikir negatip:Menggerutu, ngomel, marah-marah.
Orang yang berpikir positip:Kesempatan untuk belajar bersabar sambil berdzikir.


Situasi 7: 
Terjatuh.

Orang yang berpikir negatip:“Siapa sih naruh kulit pisang sembarangan, dasar bego.”
Orang yang berpikir positip:Beristighfar, menyingkirkan kulit pisang agar tidak terkena orang lain.


Situasi 8: 
Ban kendaraan pecah terkena benda tajam

Orang yang berpikir negatip:“Aduh, bikin terlambat nih, mana harus nuntun motor ke tambal ban, keluar uang pula.”
Orang yang berpikir positip:“Hmm saatnya olahraga mendorong motor dan bagi-bagi rezeki dengan tukang tambal ban.”


Situasi 9: 
Niat bertemu seseorang ke rumahnya, dah jauh perjalanan orangnya tidak ada.

Orang yang berpikir negatip:“ Sial, dah capek-capek jauh dan ongkos pula. Sampai sini ga ada penghuninya.”
Orang yang berpikir positip:“Alhamdulillah, saya sampai dengan selamat. Rekreasi menikmati perjalanan dan mengenal tempat baru.”


Situasi 10: 
Ketika bekerja dalam tim. Anggota yang lain tidak aktif bekerja, sehingga saya bekerja seorang diri, padahal sudah berusaha mengajak

Orang yang berpikir negatip:“Enak banget yang lain santai-santai, saya capek sendiri. Padahal bayarannya sama.”
Orang yang berpikir positip:“Alhamdulillah kalo begitu, pahalanya saya borong semua.”
Nah, yang mana menurut Anda yang lebih terasa nikmat? Tentu masih sangat banyak contoh yang lainnya. Masalah yang dihadapi sama, tetapi hal yang dirasakan berbeda. Jika kita berpikir negatip, maka sudah mendapatkan masalah, ditambah hati dan pikiran kita menjadi keruh. Dan awal setiap penyakit yang menyerang adalah dari hati dan pikiran yang kotor dan negatip.Tetapi jika setiap mendapatkan masalah, kita berpikir positip maka masalah tadi cenderung menjadi pemacu kita untuk menjadi lebih maju dan bersemangat, jadi masalah bukan lagi masalah tetapi menjadi sarana menaikkan level keimanan.

Orang yang berpikir positip akan senantiasa memandang persoalan dari perspektif yang berbeda. Perspektif yang cerah dan memecahkan persoalan. Terkadang justru masalah berubah menjadi peluang keberhasilan, kesuksesan dan yang terpenting adalah kebahagiaan hidup. Sangat berbeda dengan pemikir negatip yang fokus pada masalah, sehingga masalah tetap menjadi masalah, bahkan semakin bermasalah dan berbelit persoalannya.

Maka, tinggal kita memilih cara berpikir dan bertindak yang mana yang dapat membahagiakan kehidupan.

No comments:

Post a Comment