Tuesday, September 22, 2009

Alam Pikiran dan Alam Kenyataan

Kita sebenarnya hidup di dua alam yang berbeda, yaitu alam pikiran dan alam kenyataan. Orang yang sukses adalah orang yang seimbang antara alam pikiran dan alam kenyataannya. Artinya apa yang ada dipikirannya atau dapat juga disebut impiannya itu sama dengan apa yang dialaminya secara nyata. Dengan kata lain ia mampu mewujudkan impian hidupnya.

Sedangkan orang gagal, apa yang ada dipikirannya tidak sama dengan apa yang dialaminya dalam hidup. Impiannya besar, keinginannya banyak, tetapi pada kenyataan hidupnya tidak satupun mimpi itu terwujud. Sehingga yang ada pada dirinya adalah penderitaan dan disiksa oleh pikiran dan impian tersebut.

Mengapa bisa seperti itu? Sederhana saja jawabannya, yaitu tindakan. Orang yang sukses adalah orang yang segera berbuat, bertindak, tidak menunda untuk meraih impiannya. Sedangkan orang yang gagal adalah orang yang malas, tidak berbuat karena terlalu banyak pertimbangan atau takut melangkah. Sehingga impiannya hanya sebatas khayalan, karena tidak ada kemauan untuk mewujudkannya. Akhirnya ia hanya membangun kerajaan di alam pikirannya saja, tidak di dunia nyata.

Coba saja Anda praktekkan, dalam 1 hari diam saja tidak melakukan kegiatan apapun, padahal tugas dan kewajiban Anda banyak. Pasti yang hadir ke dalam jiwa adalah kegelisahan dan pikiran yang tidak menentu. Walaupun fisik Anda diam, beristirahat dari aktivitas, tetapi jiwa Anda gelisah karena merasa ada tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan. Bandingkan jika Anda bergerak, berbuat sesuatu, menyelesaikan tugas dan kewajiban, maka ketenangan jiwa yang didapatkan. Walaupun fisik lelah, tetapi jiwa Anda tenang dan beristirahat. Lihatlah perbedaan antara air yang tergenang dengan air yang mengalir, tentu lebih segar air yang mengalir. Air yang tergenang akan menjadi sumber penyakit, menjadi bau dan tidak segar.

Maka, seimbangkan impian di dalam pikiran itu dengan tindakan. Maka kesuksesan itu akan dicapai. Di dalam agama Islam juga iman saja tidak cukup bukan? Harus disertai dengan taqwa (melakukan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya).

"sesungguhnya Allah swt tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah nasibnya sendiri-sendiri..." (Q.S. Ar-Ra'd: 13)



2 comments:

  1. haloo.. postingannya keren bro.. nancep banget.. ijin copy ide-nya boleh ya.. di link deh =D

    mampir ke blog kami yaa..

    ReplyDelete
  2. Ok, boleh aja...aku senang berbagi...

    ReplyDelete