Monday, October 27, 2008

Menata Keuangan Rumah Tangga

Sering kita mendengar para suami dan istri mengeluh tentang kondisi keuangan mereka. Tidak cukuplah, karena penghasilan yang kecil, atau bahkan walaupun penghasilan sudah besar masih saja merasa kurang. Namun ada juga yang penghasilannya biasa saja, tetapi mampu untuk menabung dan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan yang tinggi. Apa yang membedakan mereka? Jika kita perhatikan maka berarti ada sesuatu yang harus dibenahi di dalam rumah tangga itu sendiri, khususnya dalam menata keuangan.

Prioritas adalah kunci utama dalam mengatur keuangan rumah tangga. Kita harus dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pertama kita harus mengatur keuangan untuk menutupi kebutuhan utama kita dan menabung, baru setelah itu jika memang ada sisa, maka itu untuk memenuhi keinginan. Namun tentunya keinginan yang sesuai dengan kemampuan. Tetapi untuk dapat melaksanakan itu semua kita harus memiliki tekad yang kuat dan mempraktekkannya setiap hari. Pada awalnya memang berat bagi yang belum terbiasa. Apalagi bagi mereka yang tidak begitu memikirkan masalah pengeluaran. Tetapi kebiasaan itu harus dipraktekkan terus-menerus maka suatu saat kebiasaan itu yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang cerdas secara finansial.

Kebanyakan dari kita membelanjakan uang sesuai keinginan, selera, mengikuti trend dan mode. Terutama bagi para remaja dan kaum wanita, mungkin karena mereka memang belum begitu menyadari arti pentingnya mengatur keuangan. Padahal jika kebiasaan ini dibentuk dari masa remaja maka akan sangat bermanfaat di saat mereka berumah tangga nanti.

Peran wanita sangat penting di dalam mengatur keuangan rumah tangga. Karena di dalam sehari -hari para istrilah yang mengetahui persis kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Seperti biaya makan sehari-hari, belanja dapur, kebutuhan anak-anak, kebutuhan suami dan kebutuhan istri itu sendiri. Para suami pada umumnya tidak begitu memahami secara detail belanja operasional rumah tangga. Mereka hanya memberikan jatah uang belanja selama satu bulan yang dipercayakan kepada sang istri untuk mengaturnya. Maka, ini merupakan tugas berat para istri untuk dapat memegang amanah tsb.

Perincian merupakan salah satu faktor penting yang sering diabaikan oleh kaum ibu. Mereka asal menerima dan membelanjakan tanpa perencanaan. Merinci di sini berarti membuat daftar kebutuhan selama satu bulan, memisahkan berdasarkan pos-pos kebutuhan. Misalnya membuat pos untuk menabung, pos untuk cicilan barang, pos untuk belanja bulanan, pos untuk kebutuhan sekolah anak, pos untuk membayar listrik dan telepon, membayar pembantu, dan tidak lupa pos untuk zakat. Setelah membuat daftar tsb. kita harus disiplin mematuhinya. Jangan sampai ada pengeluaran di luar perincian. Kecuali jika memang ada hal-hal mendadak yang tidak terduga. Maka dalam hal ini musti ada pos untuk dana darurat.

Potensi juga merupakan hal yang dahsyat jika kita mampu memanfaatkannya. Yaitu mencari peluang-peluang penghasilan tambahan. Potensi sekecil apapun jika kita kembangkan maka akan menjadi peluang yang luar biasa. Misalnya, seorang ibu rumah tangga dapat melakukan usaha mengkreditkan barang, membuka kios kecil, kursus menjahit, kerajinan, counter hp, usaha catering dll. yang dapat dilakukan di rumah tanpa mengabaikan peran utamanya sebagai ibu rumah tangga.

Demikianlah tulisan singkat ini semoga dapat bermanfaat.




No comments:

Post a Comment