Monday, October 27, 2008

Duri yang Banyak Dagingnya

Di saat aku sedang mengikuti perkuliahan Fisika, pernah suatu ketika dosen mengatakan bahwa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan belajar janganlah berpikir daging yang banyak durinya, tetapi dibalik menjadi ‘duri yang banyak dagingnya’. Saat itu Fisika memang menjadi pelajaran yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa dan mahasiswi. Terlepas dari suka atau tidak suka kita terhadap ilmu Fisika, tetapi ungkapan sang dosen mengenai ‘duri yang banyak ikannya’ memang membuat diriku bersemangat pada waktu itu. Semangat tidak sekedar di dalam pelajaran tsb. yang pada dasarnya aku sendiri tidak begitu memahami rumus-rumus yang rumit itu. Tetapi kita dapat mengaplikasikan ungkapan tsb. di dalam kehidupan sehari-hari.

Seringkali dalam menghadapi masalah kehidupan, kita ini begitu stres dan terasa segala sesuatunya menjadi tidak menyenangkan. Itu terjadi karena kita berpikir hidup ini bagaikan daging yang banyak durinya. Tetapi jika pikiran kita adalah duri yang banyak dagingnya, maka masalah yang dihadapi akan terasa ringan, karena betapapun duri yang harus kita hadapi toh setelah itu banyak daging yang akan kita nikmati, seperti makan ikan. Kenapa pusing dengan duri ikan, padahal ikan tsb. banyak dagingnya, iya kan? Seekor lebah ketika akan menghisap madu di bunga mawar tidaklah begitu memikirkan duri yang banyak, tetapi ia memikirkan madu yang manis. Begitu juga kita, seorang atlet yang ingin mencapai prestasi puncak tidaklah terbebani dengan latihan yang keras, rutin, tidak juga terbebani oleh saran dan kritikan pelatih, atau oleh caci-maki orang. Ia hanya memikirkan kesehatan yang akan ia peroleh dari latihannya, ia hanya memikirkan prestasi yang akan diperolehnya, kebanggaan, kekuatan dan kemenangan. Seorang ayah yang bekerja dari pagi hingga sore hari tidak akan terbebani dengan kesibukannya, tetapi yang terbayang adalah kebahagiaan istri dan anak-anaknya di rumah. Begitu juga seorang ibu tidak akan begitu mempersoalkan kerewelan anaknya, ompolnya, tangisnya, karena ia membayangkan seorang anak yang akan tumbuh dewasa dan berguna kelak serta menjadi kebanggaannya.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(Q.S. Alam Nasyrah ayat 5-6)

2 comments:

  1. artikel yang menggugah dan membuka wawasan, dengan pemaparan kisah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Ibarat makan ikan, selalu ada duri dan daging. Kalau kita fokus pada dagingnya, maka banyaknya duri tidak akan dirasa sulit. Tapi kalau fokus pada duri-durinya, maka sulit untuk mendapatkan dagingnya. salam hebat luar biasa untuk empunya blog ini.

    ReplyDelete