Monday, October 27, 2008

Balasan Kebaikan

Ini adalah kisah nyata penuh makna teman saya yang pada Tahun 2007 sedang mengikuti perkuliahan fakultas pendidikan di Serang Semester 7. Peristiwa ini terjadi saat perjalanan pulang kuliah dari Serang menuju Cilegon. Berikut kisahnya:

Demi mengejar masa depan, saya melanjutkan studi ke Fakultas Ilmu Pendidikan. Saat itu semester 7 tahun 2007. Studi tsb. diiringi dengan bekerja mencari nafkah untuk anak istri. Saya menjalani dengan penuh hambatan dan rintangan, terkadang malas karena kelelahan. Ketika itu di Kota Serang saya sedang makan bakso di depan Mall Borobudur karena lapar sepulang kuliah. Saya tiba-tiba ditemui seorang kakek yang menceritakan kesulitan dirinya untuk pulang ke kampung halamannya yang berlokasi di Ciomas.

Si kakek berkata,”Nong, kiteke arep jaluk tulung, jaluk ongkos enggo balik neng Ciomas. Kakek tsb. meminta tolong untuk memberinya ongkos pulang ke Ciomas.
Kemudian saya bertanya kepada kakek itu,”Berapa kek ongkos ke Ciomas?”.

Dia bilang,”Selawe ewu cukup nong”. Maksudnya dua puluh lima ribu cukup. Ketika itu dikocek saya hanya ada Rp. 50.000 sebanyak 3 lembar. Saya berikan ke kakek itu Rp.50.000.

“Nuwun Nong..ati-ati!” Kakek itu berterima kasih dan mendoakan saya.

Setelah itu saya berpisah dengan si kakek. Kakek ke arah Ciomas, saya ke arah Cilegon. Tidak lama saya saya melintasi polisi tidur di depan Kopasus Taman Serang. Saya mengendarai sepeda motor perlahan-lahan melalui polisi tidur itu, tiba-tiba saya tersundul dari belakang oleh kendaraan sedan mewah. Saya jatuh terlepas dari kendaraan motor itu, dan orang-orang dipinggir jalan berlari-lari menghampiriku untuk menolong. Kendaraan sedanpun turut berhenti dan menepikan kendaraannya, kemudian seorang Bapak keluar dari mobil mendekatiku.

Beliau bertanya,”Gimana Mas keadaannya, ada yang sakit?”

Saya menjawab,”Ya keadaannya Pak, saya tadi naik sepeda motor tidak apa-apa tiba-tiba Bapak menyundulku dari belakang.”

“Terus yang sakit apanya?”, tanyanya lagi.

“Alhamdulillah Pak, masih dalam lindungan-Nya”, jawabku meyakinkan.

Tiba-tiba bapak itu sibuk menggerakkan tangannya ke dada, ke paha depan kanan kiri, akhirnya langsung ke kantong belakang dan mengeluarkan sebuah dompet. Dan mengambil uang senilai dua ratus ribu rupiah diberikan kepadaku.
Saya bertanya kepada bapak itu, “Apakah Bapak ikhlas memberiku, dengan buru-buru, kelihatannya ada urusan yang lebih penting?”

“Ikhlas Mas”, jawabnya singkat. Akhirnya Bapak itu melanjutkan perjalanannya begitu juga diriku.

Kisah nyata ini memberikan pelajaran kepada kita. Bahwa orang yang suka memberi dengan ikhlas… akan mendapatkan balasan lebih besar…dari Allah. Melalui berbagai cara, jika Allah menghendakinya.

Oleh : Sudirmanto

3 comments:

  1. Satu pertanyaan saya pak, mengapa rezki itu datang harus lewat tragedi jatuhnya bapak dari sepeda motor (bapak harus merasakan sakit)terlebih dahulu ?
    Apa yang menghalangi rezki itu datang tanpa ada suatu kejadian lain yang mendahului didalamnya ?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Yah itulah datangnya rezeki lewat jalan yang tidak kita sangka-sangka. Dan rezeki itu tidak hanya dalam pengertian uang melulu.

    Saya rasa Allah memberikan pelajaran kepada kita lewat peristiwa dan kejadian yang kita alami. Baik atau buruk, tergantung khusnudzan kita kepada-Nya.

    Dengan jatuhnya teman saya (bukan saya) dari motor justru Allah memberikan sesuatu yang lebih besar kan daripada jatuh dan sakit itu sendiri. karena kenyataannya teman saya itu tidak apa-apa. hanya sedikit lecet saja..Begitu, Wallahu A'lam Bishawab.

    ReplyDelete